SEMARANG[Kampusnesia] -Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama PPP ke-2 yang digelar, di Semarang hanya menetapkan kriteria Calon Wakil Presiden (Cwapres). Ketua Umum DPP PPP Ir H Romahurmuzy, MT yang selama ini dipromosikan untuk posisi RI-2 hanya diamanati untuk mendiskusikan kriteria Cawapres itu dengan Jokowi dan partai-partai politik pengusungnya.
Ketua umum DPP PPP Ir H Romahurmuzy mengatakan setelah menyelesaikan agenda kegiatan partai tingkat nasional di Semarang, bakal secepatnya segera menemui Jokowi dan parpol-parpol yang mengusungnya sebagai Capres untuk mendiskusikan rekomendasi yang digodok oleh ulama PPP yang tergabung dalam Majlis Syariah PPP di tingkat pusat maupun wilayah, terutama tentang kriteria Cawapres yang dituangkan dalam rekeomendasi Munas.
“Kami akan patuhi keputusan Munas alim ulama yang diikuti para ulama yang tergabung dalam majlis syariah PPP, komunikasi dengan pak Jokowi dan parpol-parpol pengusung akan kami inisiasi,” ujar Gus Romy panggilan akrab Romahurmuzy
usai mengikuti resepsi peringatan hari lahir ke-45 PPP tingjat nasional yang berlangsung. di gedung UTC Semarang, Sabtu (14/4).
Menurutnya, selama dua hari, Jum’at-Sabtu (13-14/4) sebanyak 200 ulama yang mengikuti munas alim ulama PPP fokus membicarakan berbagai isu kebangsaan.
Salah satu tema yang dibahas di antaranya tentang Cawapres yang akan disandingkan dengan Ir Joko Widodo (Jokowi) sebagai Capres yang diusung PPP dalam Pilpres 2019 mendatang, mengingat agenda Pilpres 2019 semakin dekat.
Kriteria yang direkomendasikan, lanjutnya, figur Wapres yang akan mendampingi Jokowi harus muslim, santri, santun, berjiwa ulama, memiliki kompetensi, berintegritas dan demokratis. Landasan argumentasi yang digunakan para ulama selama Nunas mengacu kepada Al Qur’an, Hadist dan kitab-kitab yang memcerminkan pemikiran para ulama salafus sholeh.
Dalam membicarakan tema Cawapres pada saat Munas, para ulama lebih memfocuskan mencari solusi dan rumusan yang dapat dugunakan Jokowi sebagai panduan atau acuan untuk mengatasi berbagai problem yang akan muncul pada kurun waktu lima tahun ke depan, sehingga tidak terjebak pada nama atau sosok yang akan diusung sebagai Cawapres.
Statemen Presisen Jokowi yang menyatakan siap untuk diajak berdiskusi setiap saat terkait sengan berbagai problem kebangsaan pihaknya sangat mengapresiasi hal itu. Ini artinya Presiden Jokowi telah membuka kran komunikasi untuk mendiskusikan hasil Munas alim ulama PPP itu
“Karena sudah menetapkan pak Jokowi sebagai Capres PPP, apapun hasil pembicaraan bersama antara PPP, Pak Jokowi sebagai Capres bersama partai – partai pengusung lainnya tidak akan menyurutkan tekad PPP dalam mengusung pak Jokowi sebagai Capres. Toh ini adalah sebagai sebuah upaya,” ujarnya. (smh/rs)