SEMARANG[Kampusnesia] – Kecepatan menyampaikan berita yang menjadi salah satu keunggulan media online dibanding dengan media konvesional lainnya, tidak boleh mengabaikan unsur akurasi dan ketepatan.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang Drs H Gunawan Witjaksana M.Si mengatakan revolusi digital yang menyentuh dunia media massa, di satu sisi telah membantu masyarakat dalam memperoleh informasi atau berita dalam waktu yang relatif lebih cepat.
“Kecepatan menghadirkan berita yang seaktual mungkin sudah menjadi tuntutan yang tidak bisa dihindari oleh pra pengelola media massa,” ujarnya saat berbicara dalam talkshow bertema Media Cyber di Mata Kaum Muda, yang berlangsung di studio Radio Idola Semarang, Jum’at (20/4).
Menurutnya, kalau tuntutan ini tidak bisa dipenuhi, dipastikan secara perlahan, cepat atau lambat media massa yang lamban dalam menghadiran berita itu bakal ditinggalkan para pembacanya.
Sebagai contoh, lanjutnya, media cetak yang secara tenis tidak mungkin bisa menandingi kerja-kerja jurnalistik media online dalam menghadirkan berita yang teraktual saat ini tengah menghadapi banyak problem atau kendala.
Tidak sedikit pembacanya beralih ke media online dalam mencari berita-berita terkini, kalaupun ada yang mempertahankan media cetak dalam mendapatkan informasi jumlahnya semakin surut.
Sebagaian besar anak-anak muda lebih mengkonsumsi berta melalui alat komunikasi dibanding dengan majalah atau koran.
Dari sisi aktualitas, dia menambahkan media cetak memang tidak bisa menandingi media online, namun dari sisi upaya menjaga akurasi dan ketepatan data media cetak memiliki waktu lebih panjang untuk melakukan validasi, sementara media online karena waktunya sangat pendek proses validasi atas produk-produk informasinya yang akan diberitakan kadang-kadang terabaikan.
Dengan demikian, menurutnya, para redaktur atau pengelola redaksi media online dalam melakukan kerja-kerja jurnalistik tetap harus memagang kaidah jurnalistik. Jangan sampai hanya karena mengejar aktualitas atau kecepatan, tetapi ketepatan dan akurasi diabaikan, hal ini sangat berbahaya dan merugikan banyak pihak.
Media online, dia menambahkan yang memiliki keunggulan dalam menghadirkan informasi paling aktual tidak boleh terjebak hanya memprioritaskan sisi aktualitas saja, sisi akurasi, ketepatan dan validasi juga harus mendapat prioritas alias tidak bisa dinomorduakan.
Bahkan agar keduanya, kecepatan maupun ketepatan yang didalamnya juga melekat unsur akurasi dan validasi bisa dipenuhi oleh para pengelola media memang dibutuhkan kerja keras. Tuntutan dukungan sumberdaya manusia (SDM) yang memenuhi kualifikasi seperti itu mutlak dibutuhkan dan harus terpenuhi.
Asesor Uji Kompetensi Watawan (UKW) Syamsul Huda mengatakan untuk mendapatkan dukungan SDM wartawan yang memiliki kompetensi memang tidak mudah. Lembaga perguruan tinggi belum mampu sepenuhnya memenuhi permintaan industri media, terutama media online.
“Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan itu, pada umumnya institusi media massa dan organisasi kewartawanan mengambbil langkah terobosan dengan menyelenggarakan training-training khusus untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan,” tutur Syamsul. (smh)