Home > HEADLINE > Generasi Muda NU Harus Teladani Kiprah Perjuangan Kyai Dalam Bela Bangsa

Generasi Muda NU Harus Teladani Kiprah Perjuangan Kyai Dalam Bela Bangsa

DEMAK[Kampusnesia] – Generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) harus selalu meneladani kiprah perjuangan dan keikhlasan para kyai dalam berkhidmah kepada jamiyyah NU, bangsa dan negara ditengah berlangsungnya krisis keteladanan yang saat ini masih berlangsung.

Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Demak, H Muhammad Ali Maskun, SH mengatakan warga NU sangat beruntung karena oleh para kyai-kyai diajari untuk melestarikan tradisi haul (memperingati hari wafat) para tokoh yang berjasa dalam memperjuangkan dan mengembangkan agama Islam di berbagai kawasan di muka bumi ini.

“Seperti hari ini, kita sedang mengikuti acara haul ke -31 almarhum KH Jalal Suyuti Demak. Sepanjang hidupnya almarhun kyai Jalal tidak pernah lepas dari pergumulan perjuangan membela NU, bangsa dan negara dari berbagai ancaman,” ujar Ali Maskun sebelum pembacaan tahlil di makam almarhum KH Jalal Suyuti di Desa Morodemak Bonang Demak, Minggu (22/4).

Menurutnya, almarhum kyai Jalal yang wafat pada 1987 sangat patut diteladani oleh kalangan muda NU termasuk yang hidup di era milineal seperti sekarang ini, terutama terkait dengan kegigihan, keikhlasan dan semangat dalam memperjuangkan keselamatan dan kehormatan NU.

Saat bangsa Indonesia menghadapi tekanan dari kekuatan komunis pada 1960-an, bersama aktivis Ansor dan Banser di wilayah Kabupaten Demak almarhum kyai Jalal tampil menghadang dan menyingkirkan PKI yang selalu bermanuver dan meneror para kyai NU.

Paska PKI runtuh, lanjutnya, almarhum kyai Jalal tampil di pentas politik dibawah NU dan terus berlanjut ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kariernya di lembaga legislatif cukup cemerlang hingga menghantarkannya menduduki posisi sebagai Wakil Ketua DPRD Demak.

Selain panggung politik, almarhum kyai Jalal juga menerima amanat dari NU untuk mengelola lembaga pendidikan NU yang posisinya berada di sekitar alun-alun Demak, PGA NU dan kini menjadi MTs-MA NU.

Kecintaan dan kebanggaannya dalam ber-NU memberikan inspirasi untuk tetap menggunakan nama NU pada lembaga pendidikan yang dikelolanya di saat NU secara politik sedang berada di bawah tekanan Orde Baru. Alasanya karena sekolahan milik NU maka ya harus menggunakan nama NU, tidak yang lain.

H Muhammad Ali Maskun SH Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana PC ISNU Kabupaten Demak

Saat itu, dia menambahkan tidak sedikit lembaga-lembaga pendidikan NU menanggalkan nama NU dan mengganti dengan nama lain karena berbagai alasan. Satu di antaranya karena NU sedang terdesak dan dikhawatirkan kalau menggunakan nama NU lembaga pendidikannya akan menemui berbagai kesulitan struktural.

Tahlil umum itu diikuti ratusan warga NU Demak. Nampak hadir dan mengikuti prosesi tahlil dengan khusuk para kader-kader almarhum kyai Jalal yang tersebar di berbagai lapangan pengabdian, di antaranya KH Nur Hamid Wijaya, mantan Wakil Bupati Demak periode 2001-2016.

“Semoga generasi muda NU bisa meneladani semangat almarhum yang selalu membela kepentingan NU dimanapun saat berada,” tutur Ali Maskun. (smh)

* Artikel ini telah dibaca 562 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *