UNGARAN[Kampusnesia] – PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk memastikan segera mengoperasikan perluasan pabrik baru Tolak Angin yang menelan investasi sekitar Rp230 miliar, setelah trial (ujicoba) produksi perdana berhasil dilakukan dengan berjalan lancar.
Trial yang dilakukan oleh Direktur SidoMuncul Irwan Hidayat berjalan lancar dan sangat penting untuk melihat stabilitas dalam berproduksi, sekaligus untuk validasi mesin-mesin di pabrik COD II tersebut.
“First Trial itu dilakukan untuk melihat uji stabilitasnya, selain melakukan validasi mesin-mesin buatan Jerman itu, mengingat semua mesin di perluasan pabrik ini baru, sehingga perlu validasi,” ujarnya suasai melakukan uji coba produksi perdana itu, di pabrik SidoMuncul, Bergas, Kabupaten Semarang, Senin. (23/4).
Perluasan pabrik baru Tolak Angin itu, dibangun di atas lahan seluas tiga hektere, sebagai upaya untuk meningkatkan 300% kapasitas produksi Tolak Angin berbagai varian hingga mencapai 200 juta sachet per bulan.
Perluasan pabrik Tolak Angin itu dibangun dengan lokasi masih satu areal dengan pabrik lama di areal lahan paling belakang, yang dilengkapi dengan sejumlah mesin teknologi lebih canggih yang didatangkan dari Jerman.
Menurutnya, pembangunan perluasan pabrik Tolak Angin itu, sebagai upaya untuk meningkatkan tiga kali lipat atau 300% kapasitas produksi hingga mencapai 200 juta sachet per bulan dari kapasitas pabrik lama sebelumnya hanya 70 juta sachet per bulan yang masih menggunakan mesin manual.
Pabrik yang menelan investasi Rp230 miliar dengan sumber dana hasil dari penjualan saham (go public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 18 Desember 2013 itu, sudah dapat dipastikan beroperasi resmi paling lambat awal Mei mendatang.
Selain itu, lanjutnya, pabrik yang menggunakan mesin-mesin canggih digital dipastikan target produksi lebih cepat dan akurat, mengingat dalam proses produksi jamu cair SidoMuncul seperti Tolak Angin Cair, Tolak Linu dan Madu Kembang SidoMuncul hanya dengan menekan satu tombol computer, tanpa harus memperkerjakan banyak tenaga kerja hingga lebih efisisensi.
Irwan menuturkan dengan menekan tombol start, mesin akan berjalan memproduksi otomatis mulai dari pengisian air, proses sterilisasi, ekstraksi hingga finishing pengemasan dan lainnya.
Selain canggih dalam berproduksi, teknologi mesin komputer tersebut untuk meminimalisir bahkan menghilangkan kesalahan orang atau human error. Konsep pabrik baru atau COD II itu pertama proses produksi otomatis, segala sesuatunya sudah diprogram oleh sistem komputer sehingga akan menghilangkan kesalahan dari faktor human error.
Bahkan, tutur Irwan, proses produksi sistem tertutup, semua proses input dan output serta proses lainnya dilakukan secara tertutup. Selain setiap bahan yang masuk akan dipanaskan terlebih dahulu sehingga keseterilan produk akan tetap terjaga.
Tidak hanya itu, dia menambahkan konsep untuk menunjang proses otomatis dan tertutup ini setiap alat-alat produksi dilengkapi dengan alat-alat ukur yang modern dan memiliki ketelitian yang dapat diandalkan seperti load cell, sensor temperatur, tekanan, volume, laju alir dan lainnya.
Menurutnya, produksi berjenjang dari aliran proses berurutan dari atas ke bawah dengan gravitasi sehingga proses produksi menjadi efisien dan ramah lingkungan dengan sistem pembersihan CIP dan SIP.
Proses kerja produksi mesin baru, ujar Irwan, setelah tombol start ditekan, tangki berkapasitas 1.250 liter akan mengisi, jika tangki sudah mengisi 90%, proses akan berjalan 100% kecepatannya, sisanya akan diproduksi secara bertahap dan kecepatannya 50% hingga bahan baku tinggal 2 liter mesin akan melambat dan secara berkelanjutan kembali mengisi dengan otomatis.
Mesin yang memproduksi otomotasi dari ekstraksi, sterilisasi dan sebagainya semuanya bisa terkontrol di monitor komputer.
“Kita tinggal menunggu proses selanjutnya dari mesin-mesin ini, setelah proses dari mesin selesai, mesin akan bergerak dengan otomatis hingga ke proses selanjutnya packing sachet, pengemasan serta masuk menata ke karton. Semuanya dikendalikan dengan mesin, sehingga dalam proses produksi jamu cair SidoMuncul ini tidak tersentuh tangan sama sekali,” tutur Irwan.
Trial perdana pabrik baru Tolak Angin itu, resmi dilakukan dengan mengambil hoki pada hari Senin 23 April 2018 tepat pukul 08.08.08 WIB.
Kenapa trial dilakukan tepat pukul 08 lebih 08 menit 08 detik ?. Menurut Irwan, filosofi angka 8 merupakan angka keberuntungan dimana angka tersebut tidak terputus. Angka 8 menandakan semuanya akan abadi.
“Angka 8 itu kan tidak terputus garisnya, artinya keberuntungan yang tidak akan terputus, keberuntungan yang tidak akan tergantikan, pertemanan yang tidak akan tergantikan, semuanya menjadi abadi,” ujar Irwan.
Pasar jamu, dia menambahkan sangat prospektif dan sampai saat ini belum tergarap secara optimal oleh sejumlah industri jamu. Potensi pasar itu terutama untuk kebutuhan konsumen lokal yang kini mencapai 90%, sedangkan kontribusi pasar ekspor masih relatif kecil berkisar 10%.
Didasari dari peluang pasar lokal itu, tutur Irwan, Sidomuncul kini tengah gencar melakukan berbagai inovasi untuk pengembangan berbagai jenis jamu, bahkan saat ini sudah memiliki 170 jenis jamu dan farmasi yang telah diproduksi dengan berbagai varian meliputi jenis jamu cairan, serbuk, kemasan botol kaca dan lainnya.
Perusahaan jamu yang berbasis di Desa Klepu, Ungaran, Kabupaten Semarang itu, juga telah memperoleh penghargaan akreditasi dari Badan Standarisasi Nasional (BSN) untuk laboratorium berserta peralatannya, setelah berbagai inovasi gencar dilakukan manajemen beberapa tahun terakhir ini dalam upaya pengembangan usaha.
Irwan menuturkan pendirian perluasan pabrik Tolak Angin itu, sekaligus untuk mewujudkan Sidomuncul sebagai perusahaan jamu terdepan yang berbasis penelitian/riset dan teknologi. Bahkan diharapkan untuk memperkuat kepercayaan kepada masyarakat konsumen terhadap khasiat jamu berbahan baku tumbuhan/tanaman obat alami.
Menurut Irwan, pengembangan pabrik Tolak Angin baru itu, sebagai persiapan untuk menggenjot pemasaran dan memperkuat produksi jamu Tolak Angin, mengingat pasarnya masih sangat besar dan terus tumbuh, baik dalam negeri maupun ekspor.
“Pengembangan pabrik itu juga untuk mewujudkan komitmen perusahaan yang ingin menjadi industri jamu terlengkap dan terbesar di Indonesia, serta sekaligus sebagai partisipasi ikut meramaikan pasar jamu dunia. (rs)