Home > HEADLINE > Ribuan Warga Lintas Agama Meriahkan Karnaval Paskah Semarang 2018

Ribuan Warga Lintas Agama Meriahkan Karnaval Paskah Semarang 2018

SEMARANG[Kampusnesia] – Ribuan umat lintas agama ikut memeriahkan Karnaval Paskah yang digelar di Kota Semarang, hingga menarik perhatian para pengunjung di tengah terik sinar matahari yang cukup panas, bahkan ribuan massa memadati di depan Dream Museum Zone (DMZ) di Jalan Branjangan Nomor 3-9, di kawasan Kota Lama, Jumat. (27/4).

Para pengunjung berdesakan ingin menyaksikan prosesi Jalan Salib atau Via Dolorosa yang diperankan belasan aktor secara teaterikal. Seorang lelaki berambut gondrong setengah telanjang diseret oleh sejumlah pria mirip tentara Romawi

Lelaki itu disiksa dan dicambuk hingga tubuhnya bersimbah darah, kemudian tangan diikat dan disalib di balok kayu. Lelaki itu merupakan penggambaran sosok Yesus yang penuh kesengsaraan dengan segala pengorbanan untuk menebus dosa manusia.

Setelah prosesi Via Dolorosa selesai, peserta karnaval dilepas oleh Ketua Panitia Karnaval Paskah, Rukma Setiabudi yang juga sebegaii Ketua DPRD Jateng bersama sejumlah tokoh dan pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang untuk menuju Balai Kota Semarang.

Sesuai dengan tema Karnaval Paskah 2018 “Dengan Kebangkitan-Nya Kita Srawung Keberagaman”, pawai budaya ini diikuti umat lintas agama dari kalangan umat Kristen dan Katolik, tampil juga rombongan dari berbagai sekolah, gereja dan Wanita Katolik RI Cabang Kota Semarang dengan menggunakan mobil hias maupun berjalan kaki.

Tak hanya dari kalangan umat Kristen dan Katolik, komunitas lintas agama juga turut ambil bagian dalam Karnaval Paskah yang terlihart sangat meriah itu, mengingat tahun-tahun sebelumnya tidak pernah ada kegiatan yang melibatkan sejumlah warga lintas agama.

Pendeta Nathan, saat melepas mengatakan prosesi Jalan Salib untuk mengenang kesengsaraan Yesus Kristus. Ini Visualisasi pengorbanan Yesus yang mati disalip menebus dosa kita. Sebab, tidak ada yang bisa menebus dosa sendirian. Dia harus menebus dosa kita. Dia menderita hingga mati. Sekarang, Yesus ada di kerajaan sorga, dan akan dibangkitkan.

Menurutnya, umat Kristiani patut bersyukur dengan mengharap atas apa yang dituliskan dalam Alkitab. Mari merayakan kebangkitan Kristus. Yesus bangkit dan hidup untuk selama-lamanya. Satu yang indah, sejuk bersatu dalam keragaman.

Sesampainya di Balai Kota Semarang, rombongan karnaval disambut Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi, beserta jajaran muspida dan para tokoh agama.

Beberapa rombongan peserta karnaval itu menyempatkan pula menggelar atraksi di depan panggung, seperti atraksi wushu yang dimainkan putri petinju Chris John, tarian dan nyanyian.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan pluralitas yang dimiliki warga Kota Atlas dengan berbagai perbedaan suku, agama, ras, antargolongan (SARA), tetapi perbedaan itu yang menjadikan masyarakat kuat.

“Perbedaan justru menjadikan masyarakat kuat dan sampai sekarang Semarang tetap kondusif. Akan tetapi, kondusivitas bukanlah sesuatu yang bersifat statis, melainkan dinamis,” ujarnya.

Suatu ketika, lanjutnya, iklim yang sudah berjalan kondusif bisa berpotensi terjadi konflik jika keberagaman dan perbedaan yang dimiliki masyarakat tidak dirawat secara baik.

Dengan demikian, dia mengajak warga uktuk bersama merawat kota ini. Banyak tangan yang ikut  membangun maka Semarang semakin hebat. Kuncinya, saling menghormati, menghargai, dan gotong royong.

Berbagai perayaan agama yang digelar, dia menambahkan membuktikan masyarakat Kota Semarang berkomitmen menjaga pluralitas yang dimiliki secara baik.

“Perayaan agama di Semarang komplit. Sekarang ini Paskah, sebelumnya ada Pawai Ogoh-Ogoh, kemudian ada Karnaval Cheng Ho. Sebentar lagi, pertengahan Mei ini ada Karnaval Dugderan menyambut puasa,” tutur Hendi panggilan akrab Hendrar Prihadi itu.

Sementara itu, anggota DPR RI dari Dapil 1 Jateng Juliari P Batubara mengapresiasi berbagai perayaan agama yang digelar di Semarang, termasuk Karnaval Paskah yang sudah kesekian kalinya.

“Ini satu bukti Kota Semarang benar-benar kota yang tidak hanya mengakui, tetapi juga merayakan keberagaman. Karnaval ini bukan hanya milik warga Semarang yang beragama Kristen dan Katolik,’ ujarnya.

Bahkan, politikus PDI Perjuangan itu menilai keguyuban masyarakat Semarang dengan berbagai perayaan agamanya bisa menjadi contoh kota-kota lain karena Indonesia adalah negara yang plural. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 357 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *