SEMARANG[Kampusnesia] – Festival Ekonomi Syariah 2018 siap dibuka Gubernur Bank Indonesia (BI) yang dipusatkan di Kota Semarang, sebagai rangkaian penyelenggaraan Indonesia Shari’a Economic Forum (ISEF).
Kegiatan yang dibuka Gubernur BI itu, akan berlangsung di Hotel Gumaya Semarang mulai 2 -4 Mei. Festival ini merupakan kegiatan tahunan yang mengambil tema Peningkatan Peran Pesantren dan Industri Halal dalam Pengembangan Ekonomi Syariah.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo menuturkan rangkaian Festival Ekonomi Syariah sudah dilaksanakan selama satu bulan sebelunya meliputi road to Festival Ekonomi Syariah di Semarang, Solo, Tegal dan Purwokerto.
Rangkaian kegiatan, lanjutnya, meliputi peluncuran PIKES, FGD pemberdayaan ekonomi syariah, workshop pembuatan modified cassava flour bagi pesantren, Shari’a expo, sarasehan wisata religi, pelatihan santri membatik, edukasi syariah ke pelajar dan berbagai lomba.
“Sudah sebulan dilakukan road show sebagai upaya untuk mengenalkan ekonomi syariah yang diharapkan mampu mendukung kemajuan ekonomi nasional,” ujarnya, Senin. (30/4)
Menurutnya, tema pesantren yang diambil dalam kegiatan itu, karena pesantren sejak zaman kemerdekaan menjadi salah satu sentral dalam perekonomian yang ditandai dengan pendirian organisasi modern pertama Sarekat Dagang Indonesia (SDI).
Ekonomi syariah saat ini, dia menambahkan terus berkembang tidak hanya identik dengan perbankan syariah. Konsep ekonomi syariah terus meluas ke berbagai model pembiayaan.
Sampai saat ini pesantren di Jateng yang dibina oleh Bank Indonesia terdapat dua terdiri Al Anwar Sarang Rembang dan Roudluotul Muhtadin Jepara dengan mengembangkan bisnis pola ekonomi syariah membuat satu produk, pembiayaan, menjual menggunakan cara-cara yang lazim digunakan oleh perbankan syariah.
“Langkah awal itu akan terus didalami jika berhasil akan menjadi pilot project di daerah lain hingga diharapkan bakal semakin banyak dan berembang. BI ingin memberikan satu pemahaman kepada pesantren bagaimana bisa mengembangkan enterpreneur ekonomi syariah,” tuturnya.
Hingga saat ini, lanjutnya, perbankan syariah pertumbuhannya bagus dibanding konvensional. Kredit dan aset perbankan syariah tumbuh positif hingga menvapai 7%, sehingga potensi ekonomi syariah masih perlu dikeman, mengingat banyak peluang pembiayan selain perbankan syariah maupun konvensional. (rs)