SEMARANG[Kampusnesia]- Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Tengah akan menjalin kerja sama dengan kalangan pondok pesantren, untuk membekali para santri agar jiwa wirausahaa yang sudah melekat pada dirinya bisa tumbuh dan berkembang lebih terarah.
Ketua BPD HIPMI Jateng Ferry Firmawan Ph.D mengatakan pada jiwa santri sebenarnya telah mengalir spirit kemandirian dan kewirausahaan yang sejak dini yang sudah diajarkan oleh para pengasuh atau kyainya, selama mereka mengikuti proses pembelajaran di lembaga pondok pesantren.
“Kali ini HIPMI Jateng hadir untuk bertukar pengalaman tentang kewirausahaan dengan para santri di Jawa Tengah melalui program yang disebut dengan Santrenpreneur. Program ini akan direalisasikan pada bulan puasa`ramadlan tahun ini di enam pesantren,” ujar Ferry, di Semarang, Sabtu (5/5).
Menurutya, dalam merealisasikan program ini BPD HIPMI Jateng menjalin kerja sama dengan Monash Institute dan Form Institute Semarang yang sudah lama membangun kemitraan dengan pondok pesantren se -Indonesia. Enam pesantren yang akan dilibatkan dalam program Santripreunure itu tersebar di enam wilayah eks karesidenan yang ada di Jateng.
Selama ini, lanjutnya, komunitas santri kurang mendapat perhatian dan sentuhan program-program pemberdayaan di bidang ekonomi oleh HIPMI, padahal santri merupakan bagian dari elemen muda yang memiliki kontribusi besar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia.
Lembaga pendidikan pondok pesantren yang merupakan model pendidikan asli Indonesia sejak awal keberadaannya di Indonesia hingga sekarang selalu memberikan pembekalan kepada santri, agar mampu hidup mandiri tidak menggantungkan kepada pihak lain, sehingga mereka tetap eksis dalam kondisi sesulit apapun.
Ini, ujar Fery, merupakan potensi besar untuk membangun masa depan Indonesia ditengah berlangsungnya persaingan ketat antar bangsa yang menuntut kemampuan kemandiarian. Sikap kemandirian yang melekat pada diri para santri menjadi bekal atau basis untuk membentuk geberasi muda yang mandiri dan tangguh terutama dalam menekuni dunia wirausaha.
HIPMI Jateng yang memiliki program penguatan kewirausahaan di kalangan anak muda pada tahun ini diarahkan kepada kalangan santri, yang sebagian besar dari mereka saat kembali ke masyarakat tidak sedikit yang menjadikan sektor wirsausaha menjadi pilihan dalam menopang kehidupannya.
Dia menambahkan pilihan untuk menjalani hidup dengan berwirausaha sebagaimana yang ditempuh para santri secara langsung telah membantu program pemerintah dalam upaya mengurangi angka pengangguran.
Tidak bisa dibayangkan kalau seluruh anak muda Indonesia menggantungkan pemerintah untuk mencarikan pekerjaan, pasti pemerintah akan semakin berat bebannya. Oleh karena itu keberanian santri untuk hidup mandiri dan berwirausaha perlu didukung, agar kelak mereka akan menjadi wirausahawan yang tangguh dan mampu membuka lapangan kerja. (smh)