SEMARANG[Kampusnesia] – Manajemen PDAM Tirta Moelda Kota Semarang lambat membuat laporan jumlah pengaduan pelanggan yang masuk dan diterima selama dua pekan terakhir, hingga menimbulkan kemarahan Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Hendi panggilan akrab Hendrar Prihadi mempertanyakan lambatnya jajaran PDAM Tirta Moedal itu, yang tidak segera membuat laporan pengaduan warga khususnya para pelangan yang selama dua pekan terakhir ini mengeluhkan tersendatnya pasokan air bersih dari perusahaan daerah itu.
Menurutnya, para pelanggan PDAM di wilayahnya sudah mengeluhkan tersendatnya pasokan air bersih, bahkan nyaris aliran air bersih PDAM ke rumah-rumah pelanggan macet total hampir terjadi sudah satu minggu berjalan.
“Jajaran PDAM akan merekap laporan-laporan itu, meski pengaduan yang diterima sudah dua minggu terakhir ini. Lha kok baru nanti ?! Ini sudah dua minggu bos! Kok baru nanti ?!,” ujar Hendi saat inspeksi mendadak di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kudu, Genuk, milik PDAM Kota Semarang, Senin (7/5).
Laporan masyarakat pelanggan itu, lanjutnya, harus diperhatikan oleh Direktur Utama dan Direktur Tekhnik PDAM dan segera mengecek kebenaran laporan-laporan pelanggan yang diterimya
“Teknisi lapangan PDAM harus segera mendatangi warga yang melapor air bersih PDAM sudah tidak mengalir, jangan hanya sekadar menjawab akan ditindaklanjuti. Masyarakat nggak butuh itu !,” tutur Hendi agak geram.
Kemarahan Hendi itu, semakin memuncak saat aliran air bersih PDAM ternyata sekarang sudah tidak mampu memberikan pasokan ke sejumlah pelanggan, bahkan aliran pipa air bersih terhenti total.
Dalam sidaknya ke salah satu instalasi pengolahan air PDAM tersebut, Hendi meminta PDAM bergerak cepat untuk mencari pasokan air dari daerah sekitar bila debit air tidak mencukupi, sehingga tidak menyusahkan para pelanggan yang selama aini telah membayar adminstrasi rekening PDAM dengan lancar.
“Saya minta mulai hari ini upayakan air dari Gegung Ombo, Sayung, di Kabupaten Demak untuk bisa masuk ke instalasi Kudu ini,” ujar Hendi.
Dia menuturkan untuk memberikan pasokan air bersih kepada para pelanggan di wilayah Timur membutuhkan pasokan 900 sampai 1.200 liter air per detik dan sekarang kondisinya hanya ada sekitar 600 liter per detik, sehingga PDAM harus dapat menusahakan kekurangan 300 liter air per detik yang dapat diperoleh dari Kedung Ombo.
Hendi mengharapkan agar jajaran PDAM Tirta Moedal Kota Semarang dapat lebih responsif untuk menangani permasalahan yang sedang terjadi, sehingga tidak memberatkan atau justru merugikan para pelanggan.
“Kita mengtahui saat ini debit air berkurang, karena instalasi Kedung Ombo menuju Kudu sedang diperbaiki Pemerintah Pusat untuk meningkatkan suplai air menjadi 1.800 liter per detik, dan seharusnya kita sudah mengantisipasi ini dari awal,” tuturnya.
Poses perbaikan jaringan pipa air, dia menambahkan baru selesai pada 2019, sehingga harus ada alternatif PDAM dapat mengupayakan seperti mengambil pasokan dari Dombo,” ujar Hendi.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Moedal Kota Semarang M Farchan mengatakan, selain mengupayakan pasokan air dari Dombo, PDAM juga sedang melakukan pengerukan sedimen yang dapat menghambat pasokan air ke Kudu.
“Sesuai arahan pak Wali, akan ada dua upaya kami. Yang pertama memompa aliran air dari Dombo dengan kapasitas pompa 300 liter per detik, serta melakukan pengerukan sedimen di saluran air baku Kudu untuk mempercepat air sampai ke intake,” kata Farchan. (rs)