SEMARANG[Kampusnesia] – Para petani di berbagai daerah di Jateng untuk sekian kalinya menggelar aksi demo tolak kartu tani.
Kali ini giliran puluhan petani yang bergabung dalam Aliansi Masyarakat Tani Peduli Perubahan (Ampera) Jateng menggelar aksi serupa di depan pintu gerbang DPRD Jatebg, di Jalan Pahlawan, Selasa (8/5). Mereka ikut menolak kartu tani.
Petani itu menilai kartu tani yang selama ini diberlakukan justru membuat semakin nenghambat aktivitas produksinys, terutama dalam membeli pupuk semakin banyak persyaratan hingga sangat memberatkan mereka.
Ketua Ampera Yan Mukhtar Hanafi mengatakan petani semakin dipersulit untuk mendapatkan pupuk dengan skema yang ada, bahkan harus menyertakan surat pajak tanah sesuai namanya.
“Selama ini buruh tani tidak memiliki tanah sendiri, mereka menyewa atau hanya menggarap tanah milik orang lain, bisa juga menggunakan tanah dari perhutanai, sehingga mereka kesukitan untuk mendapatkan jumlah kuota pupuk,” ujarnya dalam orasinya.
Selain itu, dia menambahkan
petani pun masih harus membuka rekening dan menabung di bank, jika ingin mendapatkan pupuk.
Dengan demikian, lanjutnya, mereka jika tidak memiliki tabungan, tidak bakal bisa mendapatkan pupuk, yabg selama masa tanam berpengaruh pada pertumbuhan.
“Kani minta kartu tani ini segera dihapuskan, karena semakin menyusahkan petani, untuk kontrol kita bisa menggunakan cara lain asalkan tidak menyulitkan petan, mengingat tidak semua petani saat membutuhkan pupuk mereka tidak mimikiki uang, bahkan kalau menggunakan kartu tani harus deposit lebih duku ke bank,” tuturnya.
Petani, menurutnya, selama ini hanya menginginkan agar kebutuhan dalam mendapatkan pupuk, bibit dan pasar dapat dijamin serta kebijakan yang dipermudah hingga dukungan aktivitas tanam. ,(rs)