SEMARANG[Kampusnesia] – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Tengah siap menyalurkan aspirasi politik, sekaligus menampung para aktivis dan anggota eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dalam mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya, paska pembubaran organisasi ini oleh Pemerintah Indonesia.
Ketua DPW PPP Jateng H Masruhan Syamsurie mengatakan ada kesamaan cita-cita antara HTI dan PPP dalam hal penegakkan syariat Islam di bumi Indonesia. Bedanya PPP memperjuangkan syariat Islam melalui jalur konstitusional dan proses demokrasi yang sudah menjadi kesepakatan luhur para ulama dan tokoh-tokoh bangsa pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang memiliki berbagai keragaman, sedangkan HTI menolak sistim demokrasi.
“Kami berharap para aktivis eks HTI di Jateng bisa bergabung dengan kami di PPP. Sebagai partai berasas Islam PPP memposisikan diri sebagai rumah besar umat Islam di Indonesia. Semua perbedaan bisa didialogkan di wadah batru ini,” ujar Masruhan, di Semarang, Jum’at (11/5).
Menurutnya, dengan masuknya para aktivis dan anggota eks HTI ke partai berlambang kakbah ini akan semakin memperkaya khazanah potensi PPP Jateng. Mereka sebagian besar kaum muda yang sangat energik pola gerakan dan pemikirannya, sehingga jika mendapat sentuhan politik yang dikembangkan PPP akan menjadi potensi besar.
Meski cara berfikir dan bersikap, lanjutnya, mereka dalam berbangsa dan bernegara harus mematuhi konsensus nasional yang disepakati oleh para pendiri NKRI. Ini syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh siapun juga yang berada di bumi Nusantara.
Dia menuturkan untuk merubah sikap agar mereka pro NKRI memang tidak mudah atau banyak hambatan. Tetapi sebagai institusi politik yang sudah cukup berumur PPP memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup untuk memanej perbedaan dan mengarahkan kader-kadernya agar potensi yang dimilikinya dapat disalurkan untuk membangun sistim demokrasi di Indonesia.
Menarik dan menampung anggota eks HTI, dia menambahkan dalam PPP merupakan bagian dari gerakan jihad mengisi kemerdekaan Indonesia, meski apa yang dilakukannya mengandung resiko dicemooh atau dibuli oleh pihak lain.
Bagi PPP, tutur Masruhan, dalam ranah politik apapun bisa dan sah-sah saja untuk ditempuh juga orientasinya untuk penguatan demokrasi dan pembangunan nasional. Anggota eks HTI yang tersebar di berbagai daerahm semestinya bisa diupayakan untuk diajak bersama-sama kembali ke pangkuan RI.
Menurutnya, untuk bisa meyakinkan mereka, dibutuhkan suasana trust atau kepercayaan. PPP sebagai partai berasas Islam memiliki modal untuk membangun komunikasi dengan anggota eks HTI melalui spirit ke-Islaman yang sama-sama dimiliki.
Upaya untuk mewujudkan gagasan itu, PPP sudah beberapa kali melakukan komunikasi dengan mereka. Hasilnya komunikasi belum bisa disampaikan secara terbuka.
Masruhan mengatakan dalam proses pendekatan ini, PPP tidak ingin tergesa-gesa, tetapi sangat berhati-hati sekali, agar keputusan mereka lebih jernih dan murni bukan karena sikap-sikap emosional. (smh)