JAKARTA[Kampusnesia] – Kebhinekaan dan keragaman bangsa Indonesia merupakan anugerah yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dijaga bersama-sama. Dinamika demokrasi yang memunculkan berbagai perbedaan jangan sampai menggoyahkan kerukunan bangsa yang sudah tercipta sejak dulu.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI, Bey Machmudin menuturkan peringatan agar bangsa Indonesia senantiasa menjaga kerukunan dan perbedaan itu, disampaikan Presiden Indonesia Ir Joko Widodo (Jokowi) pada saat memberikan sambutan penutupan Kongres Luar Biasa Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (MLB PKPI), di Gedung Sekar Wijayakusuma, Jakarta Timur, Senin (14/5).
“Marilah kita jaga bersama-sama , kita raway negara ini tanpa membedakan suku, agama, adat dan tradisi yang kita miliki. Perbedaan pilhan dalam pemilihan presiden-wakil presiden jangan samoai menghalangi kita semua untuk tetap hidup rukun,” ujar Jokowi.
Menurutnya, partai politik sebagai instrument utama demokrasi harus mampu menanamkan dalam-dalam terhadap warga masyarakat dalam berbangsa dan berbegara secara lebih dewasa. Masyarakat perlu mendapat support khusus dalam menjaga kebhinekaan.
Terakait dengan keberadaan media sosial (medsos), Jokowi mengingatkan agar masyarakat dapat menafaatkan fasilitas digital ini dengan sebaik-baiknya, jangan sebaliknya untuk memunculkan rasa curiga, ujaran kebencian, saling hujat dan fitnah sesama anak bangsa .
Semestinya, tutur Jokowi, dengan kemudahan fasilitas teknologi komunikasi itu dapat mendorong masyarakat untuk berfikir poisitif dan meningkatkan sikap saling menyayangi antar sesama warga bangsa.
Dalam menjalankan amanat Jokowi tidak anti kritik dan selalu siap menerima saran jalan keluar atas berbagai problem yang muncul. Hanya dia mengingatkan agar ungkapan kritiknya disampaikan dengan tepat jauh dari perasaan mencemooh dan menyampaikan hujatan.
Parpol, dia menambahkan juga harus memberikan pendidikan politik kepada warganya bagaimana menjalani hidup berbangsa dan berbegara ditengah keriuhan politik bangsa Indonesia dari waktu ke waktu. Kalau itu sudah selesai dijalankan, maka harapan untuk membangun demokrasi yang benar dan bermartabat kian mendekati kenyataan. (smh)