DEMAK[Kampusnesia] – Forum Koordinasi Pencegahaan Terorisme Provinsi Jawa Tengah (FKPT Jateng) mengenalkan Gerakan Melawan Teroris yang disingkat Gemeter kepada masyarakat untuk mencegah aksi radikal dan teror yang menjadikan generasi muda sebagai sasarannya.
Ketua FKPT Jateng Dr Drs Budiyanto SH, M.Hum mengatakan dalam upaya mencegah gerakan radikal dan teror agar tidak berkembang di Jawa Tengah dibutuhkan keberanian masyarakat untuk melawannya melalaui gerakan bersama melawan teror (Gemeter) .
“Kami akan dengungkan terus “Gemeter” di ranah publik agar masyarakat Jateng terus bergerak bersama-sama mencegah gerakan radikal teror, “ ujarnya saat berbicara dalam Dialog Gema Kebangsaan yang diselenggarakan Kesbangpol Kota Semarang di studio TVRI Jateng, di kawasan Pucanggading Batursari Mranggen Demak, Jum’at (18/5) malam.
Menurutnya, seluruh masyarakat perlu didorong terus agar tetap waspada, sehingga kejahatan kemanusiaan luar biasa yang menjadi musuh bersama masyarakat di seluruh dunia itu, tidak sampai menyusup ke Jateng.
Belajar dari peristiwa aksi teror yang terjadi di Jabar dan Jatim beberapa waktu lalu, maka sudah saatnya masyarakat meningkatkan sikap kesiapsiagaannya , tidak cukup hanya waspada, tetapi sudah saatnya bersiap-siap menggelakkan sikap deteksi dini dan cegah dini untuk menangkal gerakan radikal teror.
Lapor cepat kepada aparat, lanjutnya, menjadi salah satu cara mengimplementasikan Gemeter pada saat masyarakat menangkap gejala-gejala atau indikasi akan munculnya gerakan radikal teror di lingkungan sekitarnya, sehingga para radikalis dan teroris tidak memilikin ruang untuk bergerak menjalankan aksinya.
Para radikalis dan teroris, dia menambahkan mengincar generasi muda sebagai sasaran perekrutan, bahkan belakangan ini melibatkan kalangan wanita dan anak-anak. Ini sungguh menyedihkan, oleh karena gerakan mereka harus segera dibendung atau dihentikan.
Informasi yang dihimpun Badan Inteljen Nasional (BIN) menyebutkan 39% mahasiswa di Indonesia sudah terpapar paham radikalisme dan 23% di antaranya setuju tegaknya khilafah di Indonersia untuk menggantikan pemerintahan yang sah.
Fenomena ini, tutur Budiyanto, sangat mengenaskan, mengingat mahasiswa adalah pemilik masa depan bangsa, ke depan merekalah yang akan melanjutkan perjuangan para pendiri negeri ini dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat. Kalau paham mereka dalam berbangsa dan bernegara sudah melenceng, sungguh sangat menyedihkan.
Sebagai lembaga yang mengkoordinir pencegahan gerakan teror, FKPT Jateng akan berupaya lebih keras lagi agar gerakan radikal teror tidak sampai meluas di wilayah Jateng. Gerakan pencegahan radikal teror ini diharapkan akan mendapat dukungan antusias dari berbagai elemen di Jateng (smh)