SEMARANG[Kampusnesia] – Rektor Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Prof Dr Ir Edi Noersasongko M.Kom mengisyaratkan berwirausaha itu membutuhkan ilmu dan teknik strategi tersendiri, sebagai upaya untuk meraih kesuksesan, tidak hanya bermodal tekad.
“Seorang tidak bisa nekat langsung berwirausaha, mengingtat marketing, produksi dan keuangan menjadi tiga dasar yang harus dikuasai sebelum memulai usaha, disusul pemahaman ketiga dasar wajib itu harus dikuasai, ilmu khusus seperti inovatif, kreatif serta lainnya,” ujarnya saat ngabuburit bersama mahasiswa, di Masjid Baitul Ilmi Udinus, dalam rangkaian acara Gema Ramadan 2018.
Kegiatan itu, juga hadir Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah, Amir Machmud NS, sekaligus membedah buku yang berjudul ‘Kosong Tapi Berisi’. Buku itu merupakan buku mengenai kewirausahaan yang ditulis langsung oleh rektor Udinus.
Mneurut Edi, arti dari judul bukunya yang berarti berwirausaha cerdas dapat memanfaatkan sesuatu yang ada disekitar dan memanfaatkan teknologi kemudian memaksimalkan penggunaannya.
Pada era sekarang, dia menambahkan ilmu itu secara tak sadar sudah diterapkan di berbagai perusahaan digital.
“Gojek misalnya satu di antaranya, perusahaan itu tidak memiliki kendaraan roda dua namun bisa menggaji ribuan mitra gojek, tidak memiliki ribuan mobil, namun bisa menggaji diriver ojek,” tuturnya.
Mahasiswa, lanjutnya, harus mampu menggunakan ilmunya dan menerapkan langkah ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi) dari berbagai usaha yang berkembang pada era teknologi sekarang ini.
Dia menuturkan agar para wirausahawan muda tidak lupa meminta restu kepada orang tua sebagai kekuatan spiritual memulai usaha, hingga mendapat dorongan untuk meraih kesuksesan berwirausaha.
“Doa yang dipanjatkan orangtua ke depan akan sebagai sesuatu hal yang penting dan membantu para wirausahawan muda untuk meraih kesuksesan. Jadi jangan lupakan hal itu. Doa dari orangtua punya kekuatan yang melebihi segalanya,” ujar Edi.
Sementara Amir Machmud NS memberi tanggapan mengenai buku karangan Rektor Udinus ini, bahwa buku ‘Kosong Tapi Berisi’ ini memiliki isi yang mudah dipahami dan lugas. Bahkan tak semua akademisi mampu menulis buku yang mudah dipahami oleh pembaca dari berbagai kalangan.
“Pada era sekarang banyak yang ikut berlomba-lomba membuat buku yang rumit dan sulit, namun pada akhirnya tak banyak yang membaca itu kan jadi percuma. Akademisi harus mampu menulis buku yang isinya mudah dicerna, dan itu menjadi tantangan,” tuturnya.
Kegiatan ngabuburit tersebut, diikuti sekitar ratusan mahasiswa dari berbagai jurusan dan diikuti para dosen di Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Selain juga dibagikan menu makanan buka puasa di halaman Masjid Baitul Ilmi Udinus Jl Imam Bonjol No. 207 Semarang.
Kahumas Udinus, Agus Triyono, S.Sos, MSi mengatakan melalui bedah buku tersebut agar para mahasiswa mampu untuk memahami langkah berwirausaha menuju sukses dan dapat berkembang.
“Udinus terus mengembangkan wirausawan muda dengan berbagai ilmu yang diajarkan saat perkuliahan,” ujarnya. (rs)