SEMARANG [Kampusnesia] – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Jawa Tengah mendukung gagasan para pengelola tempat ibadah dari berbagai agama akan mengagendakan silaturahmi antar pengelola tempat ibadah lintas agama dapat dilembagakan atau diperkuat pengorganisasiannya.
Sekretartis FKUB Jateng, Drs Taslim Sahlan M.Si mengatakan agenda silaturahmi antar pengelola tempat ibadah lintas agama di Semarang, yang digelar awal pekan ini sangat bagus dan bermanfaat, terutama dalam mempersempit jurang kesenjangan kesalahpahaman yang sering dimanfaatkan oleh kelompok tertentu, sebagai amunisi untuk menggulirkan ujaran kebencian.
“FKUB Jateng siap memfasilitasi atau menjembatani pematangan konsep pengorganisasiannya karena personil di dalam FKUB juga para tokoh-tokoh agama yang merepresentasikan majlis-majlis agama yang ada di Jateng, ” ujarnya, Rabu (23/5).
Menurutunya, jika wadah silaturahmi antar pengelola tempat ibadah ini dapat direalisasikan diharapkan bisa diperluas areal pembinaannya, tidak hanya di level Provinsi Jateng saja, tetapi juga bisa dibentuk di level Kabupaten/Kota.
Jika hal ini bisa diwujudkan, maka Jateng akan menjadi Provinsi pertama yang berhasil membangun jembatan silaturahmi antar pengelola tempat ibadah dari berbagai agama, sehingga upaya-upaya jahat untuk membenturkan antar umat beragama melalui isu perbedaan ajaran agama tidak mendapat ruang dan kesempatan menjalankan aksinya.
Dia menuturkan jika antar pengelola sudah satu pandangan dalam berbangsa dan bernegara, otomatis umat atau jamaah tempat ibadah akan mengikutinya.
Selain itu, lanjutnya, juga akan mendorong terciptanya kerukunan antar umat beragama, wadah ini dapat mempercepat optimalisasi dan maksimalisasi peran tempat ibadah, tidak hanya sebatas untuk menjalankan upacara ritual keagamaan, tetapi juga dapat mendatangkan manfaast lain. Bahkan dapat mendorong atau menarik wisatawan untuk melihat simbul kerukunan umat beragama di Jateng.
Apalagi, dia menambahkan biro-biro perjalanan wisata belakangan ini sering menggunakan tempat-tempat ibadah di Semarang, dijadikan sebagai ikon pariwaisata untuk menarik pengunjung agar datang ke Kota Semarang.
Masjid Agung Jateng (MAJT), Gereja Blenduk dan Klenteng Sampo Kong yang selama ini sering “dijual” oleh kalangan swasta untuk menarik wisatawan masuk ke Kota Semarang. Fenomena ini bisa dimanfaatkan untuk mempopulerkan situasi kerukunan umat beragama di Jateng.
“Jadi kehadiran para wisatawan ke Semarang tidak hanya disuguhi eksotisitas keindahan tempat-tempat ibadah, tetapi juga disuguhi dengan situasi kerukunan jamaah atau umat yang beribadah di tempat-tempat ibadah itu. (smh)