SEMARANG[Kampusnesia] – Semangat reformasi yang digelindingkan mahasiswa sejak 20 tahun lalu, berhasil membuka aliran demokratisasi, bahkan saat ini masih relevan digelorakan untuk memperbaiki kehidupan bangsa Indonesia, meski harus masih menghadapai tantangan yang semakin berat.
Ferry Firmawan Ph.D, mantan aktivis 1998 yang kini menjadi politisi Partai Demokrat saat itu turut serta mendorong gerakan reformasi mengatakan setelah 20 tahun gerakan reformasi berjalan mengawal proses demokratisasi sudah saatnya dikritisi serta dikaji ulang untuk mengukur apakah capaian-capaian atas berbagai upaya mewujudkan cita-citas reformasi masih berada di jalur yang diharapkan artau malah melenceng.
“Idealnya para aktor gerakan 1998 segera berkumpul untuk mengkritisi diri apakah perjalanan reformasi ini sudah sesuai atau perlu diluruskan kembali, “ ujara Ferry mantan Presiden Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang (1998), Selasa (22/5).
Menurutnya, para aktivis 1998 setelah berhasil menghentikan rezim Orde Baru , sebagian terjun ke arena politik untuk mengawal jalannya reformasi dan sebagian lainnya menyebar ke berbagai bidang, ada yang kembali ke kampus menjadi akademisi, pengusaha, profesional dan sebagainya.
Para aktivis mahasisswa 1998 itu, tutur Ferry, yang dikemudian hari menekuni berbagai bidang dalam jiwanya tetap melekat spirit reformasi, karena gerakan reformasi digelindingkan bukan semata-mata menjadi tujuan untuk mengoreksi rezim Orde Baru tetapi reformasi diposisikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan, di antaranya mewujudkan pemerintahan yang bersih dan kesejahteraan yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Spirit reformasi, lanjutnya, harus didengungkan terus, meski ada suara-suara yang menyatakan bahwa berbagai kendala yang kini melanda bangsa Indonesia itu akibat dari gerakan reformasi , tuduhan tidak benar dan tidak mendasar.
Menurutnya, kalaupun dalam upaya mencapai cita-cita ferormasi muncul berbagai kendala, hal itu sangat wajar. Para aktivis mahasiswa 1998 yang saat ini sudah berkiprah di berbagai bidang tidak boleh cengeng dan mengeluh saat menghadapi kesulitan.
Tetapi, dia menambahkan justru sebaliknya dengan spirit reformasi yang sudah digenggam selama 20 tahun harus menjadi pelopor untuk mencari solusinya. Problem bangsa tidak akan selesai kalau hanya disikapi dengan keluhan dan saling menyalahkan, tetapi sebaliknya harus disikapi dengan kerja keras sebagaimana 20 tahun lalu yang dengan susah payah mengehentikan laju Orde Baru.
“Generasi aktivis mahasiswa 1998 dalam melalukan refleksi 20 tahun reformasi harus berani membuka diri dengan mengundang generasi sebelumnya dan generasi berikutnya untuk mengkriti perjalanan reformasi. Dari situ generasi 1998 akan mendapatkan masukan yang bagus untuk menyempurnakan kekurangan yang ada sekarang ini,” tutur Fery yang saat ini menjadi anggota DPRD Jateng. (smh)