SEMARANG[Kampusnesia] – Dibanding dengan para pelaku aksi radikal dan teror di sejumlah tempat di Indonesia yang mengaku sebagai jihadis dan sedang membela agama, Ansor dinilai lebih berhak menyandang sebagai jihadis sejati dalam membela dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Jawa Tengah (FKPT Jateng) Dr Drs Budiyanto SH, M.Hum mengatakan sejak sebelum lahirnya NKRI, Gerakan Pemuda sebagai bagian yang terpisahkan dengan gerakan Nahdlatul Ulama dalam menyiapkan kemerdekaan hingga mempertahankan NKRI, telah membuktikan kesetiaan dan loyalitasnya kepada bangsa dan negara ini terutama pada saat muncul ancaman terhadap kebhinekaan yang mempersatukan Indonesia.
“Dalam konteks NKRI, Ansor bersama Barisan Ansor Serba Guna atau Banser sebenanya lebih berhak menyandang sebagai jihadis dibanding dengan para pelaku teror yang meledakkan bom di beberapa tempat beberapa waktu lalu, membela NKRI berarti juga melindungi umat beragama yang ada di dalamnya “ ujar Budiyanto dalam acara Ramadlan Ceria di Pondok Pesantren Galangsewu Jurang Blimbing, Tembalang Semarang akhir pekan lalu.
Menurutya, sebagai elemen muda yang mejadi garda terdepan NU, gerak langkah Ansor dalam konteks NKRI jelas dan tegas sebagaimana sikap para ulama NU dan pesantren bahwa keberadaan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 sudah final tidak perlu diubah-ubah lagi, karena empat konsensus dasar itulah yang menjadi modal utama berdirinya NKRI.
Dengan demikian, lanjutnya, ketika ada pihak-pihak yang mencoba membangun gerakan untuk menggantikan empat konsensus dasar itu dengan pilihan yang lain langsung ditolak oleh Ansor. Inilah yang menjadi pembeda Ansor dengan elemen lain terutama para pelaku aksi teror yang mengaku sedang berjihad.
Sikap dan ketegasan Ansor menjadikan warga bangsa ini merasa tenteram, sedang sikap dan para pelaku aksi teror dan kelompok-kelompok yang ingin menggoyahkan NKRI menjadikan masyarakat gelisah dan takut.
Oleh karena itu, tutur Budiyanto, meski Ansor tidak pernah mendeklarasikan diri sebagai jihadis di NKRI dan telah berbuat banyak untuk keutuhan NKRI, berhak menyandangnya. Sebaliknya para pelaku aksi teror tidak layak, meski disepanjang waktu mereka mengaku-ngaku terus menerus membangun opini melalui berbagai cara termasuk lewat media massa bahwa apa yang dilakukannya sebagai jihad yang menjadi perintah agama.
Secara nalar tindakan mereka yang mengaku-ngaku sebagai jihadis itu tidak logis, perilaku yang menjadikan orang lain sengsara seperti peledakan bom di tempat umum dan tempat ibadah agama, termasuk di masjid dan mushola dikatakannya sebagai jihad dan perintah agama.
Hal ini, dia menambahkan sangat tidak masuk akal, karena tidak ada satupun ajaran agama ang memerintahkan pemeluknya untuk menyengsarakan orang lain atau merusak lingkungannya. Justru sebaliknya agama manapun ajarannya memerintahkan kepada pemeluknya untuk menjadi orang yang baik di alam ciptaannya ini. (smh)