DEMAK[Kampusnesia] – Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Demak akan memobilisasi dai-dai muda yang menjadi binaannya untuk mencegah gerakan radikal dan terror, agar tidak masuk ke wilayah bekas pusat kerajaan Islam Bintoro Demak ini.
Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Demak H Muhammad Ali Maskun, SH mengatakan langkah IPNU memobilisasi dai-dai muda atau pemula dengan menggencarkan gerakan membumikan nilai-nilai moderasi Islam untuk menolak gerakan radikal dan terror merupakan langkah tepat.
“Ini langkah tepat, karena target operasi rekrutmen kader terror belakangan ini diarahkan kekalangan anak-anak muda terutama kalangan mahasiswa dan pelajar,” ujar Ali Maskun saat memberikan materi Pelatihan Dai Muda yang diselenggarakan PC IPNU Kabupaten Demak, di sekretariat NU Demak Selasa (29/5).
Menurutnya, kehadiran para dai yang memiliki kompetensi dalam orasi yang baik sangat mendukung upaya-upaya mengkomunikasikan materi atau konten dakwah dengan yang sangat dibutuhkan masyarakat terutama di kalangan anak- anak muda, kendati saat ini komunikasi melalui saluran komunikasi dengan memanfaatkan internet semakin marak.
Para dai muda, lanjutnya, harus mampu menyesuaikan gaya dan nada bahasa anak-nak muda agar dakwahnya bias diterima dikalangan generasi milenial, karena sangat tidak mungkin gerakan dakwah berhasil kalau terjadi penolakan di kalangan sasaran dakwah.
Sikap tegas NU yang menolak cara-cararadikal yang dilakukan para pelaku aksi terror dan lebih mengedepankan sikap toleran dan moderat dalam setiap gerakannya, termasuk dakwah harus menjiwai gerakan dakwah para dai muda yang saat ini dibina oleh PC IPNU Demak itu.
Pertarungan memperebutkan pengaruh dan dayatarik antara para pelaku radikal dan terror dengan pihak-pihak yang mencegah radikal dan terror saatini berlangsung ketat dan sengit. Selain di dunia maya juga berlangsung di panggung-panggung orasi.
Hanya saja, dia menambahkan karena posisi pelaku aksi terror semakin terdesak mereka menggeser strateginya, gerakan provokasi melalui orasi di panggung terbuka mulai dikurangi atau bahkan mulai ditinggal. Panggung provikasi di geser ke areal tertutup atau terbatas.
Menurutnya, terkait dengan materi atau konten dakwah untuk menghadapi gerakan radikal teror para dai mudak ini tidak perlu bersusah payah mencari metode bagaimana cara menghadapi dan mencegah gerakan radikal danteror di masyarakat, karena baik metode dan konten dakwah tentang itu sudah disiapkan oleh NU yang langsung dapat diimplementasikan. (smh)