SEMARANG[Kampusnesia] – Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah menjalin kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional Daerah Provinsi Jawa Tengah (Baznasda Jateng) untuk membantu anak-anak berkebutuhan khsusus (ABK), agar bisa memperoleh layanan pendidikan khusus dan berkualitas, sehingga di kemudian hari dapat mengurangi ketergantunggannya dari pihak lain.
Sekretaris Dewan Pendidikan Jateng, Drs H Ahmad Niam Syukri, M.Si mengatakan rencana kerja sama antara Dewan Pendidikan Jateng dengan Baznasda Jateng saat ini masih dalam pembicaraan teknis kedua pihak. Kalau sudah ketemu formatnya, konsep kerja sama akan disosialisasikan kepada Dewan Pendidikan dan Baznasda kabupaten/kota se-Jateng.
“Kami akan libatkan Dewan Pendidikan dan Baznasda kabupaten /kota, karena lembaga-lembaga di daerah inilah yang memiliki data dan lebih mengetahui kondisi pihak-pihak yang akan dibantu, sehingga penyaluran bantuan zakat untuk ABK bisa tepat sasaran,“ ujar Niam di Semarang , Senin (18/6).
Menurutnya, saat ini banyak ABK yang kurang terlayani kebutuhan pendidikannya karena keterbatasan biaya pihak keluarga. Layanan pendidikan ABK tidak dapat disamakan dengan layanan pendidikan untuk kalangan anak-anak yang normal atau tidak berkebutuhan khusus. Biaya untuk pendidikan ABK lebih tinggi.
Dalam hal layanan pendidikan, lanjutnya, ABK harus mendapat pelayanan yang berbeda dengan anak-anak yang kondisinya normal. Bahkan untuk bisa memperoleh layanan pendidikan khusus ABK rata-rata pihak keluarga ABK terbentur masalah biaya.
Dewan Pendidikan Jateng dalam setiap rapat koordinasi dengan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota dan monitoring ke daerah-daerah mendapat temuan problem seperti ini, untuk mengatasinya perlu dicarikan terobosan yang diupayakan tidak terlalu membebani keuangan negara atau daerah.
Baznasda baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang selama ini berhasil memobilisasi dana zakat umat Islam menjadi salah satu akternatif mitra Dewan Pendidikan untuk membantu para ABK, agar bisa mendapatkan hak yang sama dengan anak-anak yang normal dalam memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas yang pembiayaannya bersumber dari dana zakat yang digalang Baznasda.
Ide atau gagasan ini, dia menambahkan beberapa waktu disampaikan kepada Ketua Baznasda Jateng, KH Dr Ahmad Darodji, M.Si dan mendapat respon positif hingga langsung ditindaklanjuti dengan melakukan pembicaraan teknis penangannya.
Jika masalah teknis sudah selesai, tutur Niam, segera dilakukan penandatanganan kerja sama antara Dewan Pendidikan Jateng dengan Baznasda Jateng, sekaligus dilakukan lounching bantuan pembiayaan pendidikan untuk ABK yang saat ini belum mendapat sentuhan maksimal dari pemerintah melalui BOS. (smh)