SEMARANG[Kampusnesia] – Konferensi Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (Konferwil NU Jateng) yang akan berlangsung awal Juli mendatang, diharapkan dapat menjadi cermin keteladanan berdemokrasi yang santun dan beradab.
Mudir Robi’ Idaroh Wustho (Ketua IV Pimpinan Wilayah ) Jam’iyyah Ahlit Thaoriqah al-Muktabarah an-Nahdliyyah (Jatman) Jawa Tengah. H Masruhan Syamsurie mengatakan konferwil yang salah satu agendanya memilih pengurus diharapkan tidak sampai memunculkan kegaduhan, sebagaimana yang pernah terjadi di arena muktamar ke-33 NU di Jombang beberapa tahun lalu.
“Kondisi Jateng yang sejuk dan tenteram namun tetap dinamis, meski saat ini sedang menyongsong Pilgub diharapkan juga dapat terkondisi yang sedemikian itu, pada saat menjelang hingga dilangsungkannya Konferwil NU Jateng bulan depan,” ujar Masruhan di Semarang, Senin (18/6).
Menurutnya, NU adalah organisasi ulama, sehingga posisi ulama harus dijaga martabat dan kehormatannya oleh siapapun, terutama para eksponen NU yang terjun di bidang politik praktis, dengan tidak mengintervensi kebijakan-kebijakan yang akan dijadikan arah untuk panduan warga NU dalam berkhidmah kepada agama, nusa dan bangsa.
NU, lanjutnya, jangan diseret-seret ke arena politik praktis. Kalau ada pihak-pihak di internal NU yang masih memiliki syahwat atau motivasi untuk berpolitik praktis sebaiknya tidak menggunakan NU sebagai kendaraannya, tetapi dipersilahkan untuk mengunakan kekuatan-kekuatan partai politik yang ada, sehingga NU tidak terkotori oleh debu atau limbah politik praktis.
Dia tidak menampik adanya dinamika di lapangan menjelang konferwil NU ada pihak-pihak yang menggalang dan memobilisasi dukungan suara untuk meloloskan sejumlah nama sebagai kandidat pimpinan NU Jateng, baik di jajaran syuriyah maupun tanfidziyah. Patut disayangkan gerakan-gerakannya sangat kental nuansa politik praktisnya.
Namun, tutur Masruhan, mobilisasi dukungan yang digalang untuk mempengaruhi cabang-cabang NU itu, tidak menjamin akan dapat memenuhi ambisi yang diinginkan sepanjang para pengurus cabang NU di Jateng mampu menunjukkan independensi dan kemandiriannya selama berkhidmah mengelola organisasi NU.
Dalam pemantauan dan pengalamannya, dia menambahkan selama berinteraksi dengan para pengurus cabang NU di berbagai daerah di Jateng, para pengurus NU di daerah sudah mampu bersikap professional terutama dalam mengambil keputusan-keputusan yang bersifat strategis, termasuk dalam memilih rois syuriyah dan ketua tanfidziyah yang diagendakan dalam konferwil mendatang.
Cabang-cabang diharapkan dalam menggunakan hak-hak pilihnya dapat mengedepankan profesionalitas dalam memilih person yang akan diamanati memimpin NU Jateng, untuk lima tahun kedepan, bukan kemauan atau ambisi perorangan atau kelompok tertentu. (smh )