KEBUMEN[Kampusnesia] – Relawan Ganjar Pranowo menggelar acara budaya serentak di 18 kabupaten/kota bertajuk “Gelegar Budaya Sadhumuk Bathuk Sanyari Bumi”, Selasa (19/6). Ganjar menghadiri salah satu acara itu, di Kebumen kemudian menyapa 17 daerah lain via teleconverence.
Gelegar budaya berpusat di Posko Pandanaran Seratus (Panser) Kota Semarang. Selain di Kebumen, acara juga diadakan masing-masing dua titik di Brebes, Wonogiri dan Pemalang. Begitu juga di Cilacap, Banyumas, Purworejo, Magelang, Klaten, Jepara, Demak, Pati, Grobogan serta Boyolali.
Narahubung relawan Ganjar Yasin Ripana Puntarasa menuturkan Gelegar Budaya ini mengambil tema peneguhan Jawa Tengah yang beradab-budaya, sebagai rumah bersama dalam kesatuan negara dan bangsa Indonesia. Dalam hal ini, Ganjar-Yasin yang berpotensi besar memenangi Pilgub Jateng 2018 mendatang dan dinilai sebagai pemimpin serta kepala rumah tangga besar Jawa Tengah yang beradab-budaya.
“Untuk itu dilaksanakan pesta budaya berwujud pertunjukan seni tradisi, pembacaan puisi, selawatan dan silaturahmi warga sesuai adab dan budaya yang berkembang di tiap daerah, ” ujaranya.
Di Posko Panser misalnya, digelar pertunjukan barongsay, kuda lumping dan Selawatan. Di Pemalang ada prosesi Grebeg Syawal Bumi Purbaya dan silaturahmi pemuda.
Kemudian pagelaran seni kenthongan dan sintren di Majenang Cilacap, pagelaran jathilan di alun-alun Kutoarjo Purworejo, karnaval budaya festival bancakan dan reog di Lapangan Koripan Polanharjo Klaten, serta Karnaval Budaya dan Kembulan Sega Bancakan di Giriwoyo Wonogiri.
Ganjar menyapa satu persatu relawan dan warga di 18 daerah itu dari Desa Kedungwinangun, Kecamatan Klirong, Kebumen. Dia mengapresiasi gelaran acara yang mengandung unsur kerukunan, pelestarian tradisi dan menghibur masyarakat itu.
Menurutnya, untuk semuanya silahkan menampilkan hiburan untuk rakyat tetap menjaga persatuan dan kerukunan mencintai sesama.
Di Kedungwinangun digelar pertunjukan jathilan yang mayoritas pemainnya anak-anak muda setempat. Calon Gubernur Jateng nomor urut satu itu didaulat ikut turun gelanggang dengan memainkan kuda lumping berwarna putih.
Karena sudah beberapa kali menari jathilan, Ganjar nampak tak lagi kikuk, bahkan terlihat luwes menari bersama belasan penari Kelompok Jathilan Tri Tunggal Kedungwinangun itu.
“Mudah-mudahan kesenian muncul terus tidak hanya kuda lumping tapi seni tari dengan koreografi yang mengikuti zaman. Bahkan Tri Tunggal dihatapkan menjadi salah satu motor kesenian di Kebumen. Dengan seni budaya ini cara kita mencintai indonesia, cara kita mempertahankan NKRI,” tutur Ganjar di akhir acara. (rs)