SEMARANG[Kampusnesia] – Problem kemiskinan dan kesehatan masyarakat yang selama ini masih menghantui sebagian masyaraat Jawa Tengah mendapat sorotan tajam Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto dalam halal bihalal dan kampanye putaran terakhir Paslon Gagub Jateng nomor urut 2 Sudirman Said-Ida Fauziyah, di Balai Merapi PRPP Semarang, Sabtu (23/6).
Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabwo Subianto mengatakan jika Paslon Cagub Jateng, Sudirman-Ida yang diusung Partai Gerindra bersama partai koalisi berhasil meraih kemenangan dalam Pilgub Jateng 27 Juni mendatang, diharapkan segera merealisasikan revolusi putih untuk menanggulangi kasus warga yang kekuarangan gizi.
“Pak Dirman dan bu Ida, ingat ya kalau menang dalam Pilgub nanti segera jalankan revolusi putih, anak-anak usia sekolah tidak boleh ada yang kekurangan asupan gizi dan harus selalu minum susu,“ ujar Prabowo Subianto saat memyampaikan orasi politik di Balai Merapi PRPP Semarang, Sabtu (23/6).
Dalam acara itu, ribuan relawan pasangan Sudirman-Ida dan para kader partai Gerindra hadir, termasuk Pasangan Calon (Paslon) Pilgub Jateng 2018 nomor urut dua Sudirman – Ida.
Menurutnya, pandangan kritis yang disampaikannya tentang problem kemiskinan dan kesahatan itu bukan fiktif atau tanpa berbasis data, tetapi berdasarkan data yang valid.
Sumber data dari Bank Dunia (World Bank) tentang problem gizi yang melanda bangsa Indonesia menyebutkan bahwa 4 dari 10 anak Indonesia kuntet atau stenting akibat kekuarangan gizi.
Keterbatasan kemampuan masyarakat dalam memelihara kesehatan sehingga tidak berdaya saat menghadapi berbagai problem penyakit atau wabah berpangkal dari kondisi kemiskinan yang mereka alami.
Dengan demikian, tutur Prabowo, jika pada saatnya nanti Sudirman-Ida dikehendaki rakyat untuk memimpin Jawa Tengah, mereka agar berani memberlakukan disiplin anggaran, jangan sampai terjadi kebocoran anggaran yang hanya dinikmati para koruptor.
Dia menuturkan untuk mengentaskan masyarakat yang belum beruntung nasibnya akibat kemiskinan dan belum terpenuhinya layanan kesehatan, harus ada keberanian kepala daerah untuk mencari terobosan atau mengambil kebijakan inovatif yang nyata-nyata berpihak kepada mereka.
Tanpa keberanian mengambil langkah inovasi mustahil kepala daerah dan wakilnya akan dapat memenuhi visi, misi dan janjinya kepada publik, karena kondisi masyarakat Indonesia sangat dinamis. (smh)