DEMAK[Kampusnesia] – Para sarjana Nahdlatul Ulama (NU) akan mengawal agenda Pilgub Jateng Rabu (27/6) , di wilayah Kabupaten Demak agar jalannya pesta demokrasi untuk memilih pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng periode lima tahun ke depan berlangsung fairplay dan demokratis.
Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Demak H Muhammad Ali Maskun SH mengatakan sebagai badan otonom NU yang menghimpun komunitas yang pernah mengenyam bangku kuliah di perguruan tinggi , ISNU mendorong para anggotanya agar membantu penyelenggara Pilgub dalam mensukseskan pesta demokrasi ini.
“Salah satu tolok ukur sukses Pemilu adalah sukses penyelenggaraan dan tingginya tingkat partispasipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya. Jadi ISNU mendoroing kepada masyarakat agar jangan sampai mengambil sikap golput atau tidak menggnakan hak pilihnya,” ujar Ali Maskun di Demak, Senin (25/6).
Menurutnya, PC ISNU Demak sama sekali tidak mengarahkan anggotanya dalam menentukan pilihan kandidat Paslon Cagub Jateng yang akan dicoblos di dalam TPS saat Pilgub digelar, tentang pilihan diserahkan sepenuhnya kepada anggota organisasi ini.
Dipilihnya opsi ini, lanjutnya, karena dengan menyandang sebagai seorang sarjana tentu masing-masing anggota ISNU memiliki kemampuan dalam memberikan penilaian terhadap dua Paslon yang selama beberapa bulan lalu bersosialisasi diri, maupun program ditengah berlangsungnya masa kampanye.
Dengan mendorong, dia menambahkan para pemilik suara agar tidak golput, secara langsung ISNU Demak telah memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia dalam memberikan pendidikan politik dan demokrasi kepada rakyat.
Dia menuturkan selain mendorong agar menggunakan hak pilih kepada masyararakat ISNU juga mengadvokasi kepada para calon pemilih, agar tidak terjebak dalam politik transaksional atau permainan politik uang atau money politic. Karena politik transaksional merusak tatanan demokrasi dan melanggar etika demokrasi.
Menurutnya, untuk merealisasikan hal itu, ISNU Demak menyampaikan pesan kepada para pimpinan parpol yang mengusung Paslon Gubernur Jateng, agar tidak menggunakan politik uang dalam upaya meraih kemenangan paslon yang diusungnya.
“Kalau cara-cara untuk meraih kemenangan seperti ini tidak segera dihentikan dikhawatirkan akan menghambat agenda reformasi dan demokratisasi bangsa Indonesia,” tuturnya.
Kurun waktu 20 tahun, adalah masa atau waktu yang cukup bagi sebuah bangsa dalam upaya menata sistim demokrasi. Jangan sampai upaya untuk membangun demokrasi yang sejati terhambat atau molor waktunya.
Tekad atau harapan ini semestinya menjadi agenda atau cita-cita bersama seluruh rakyat Indonesia, sebab kalau tidak menjadi kebutuhan kolektif, maka upaya itu akan menjadi sia-sia, sehingga harapan untuk mewujudkan bangsa yang demokratis kembali akan terhambat. (smh)