SEMARANG[Kampusnesia] – Bursa calon rois yuriyah dan ketua tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (PWNU Jateng) masih sepi, meski penyelenggaraan Konferensi Wilayah (Konferwil) dengan agenda di antaranya pemilihan pengurus tinggal beberapa hari lagi.
Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (PWNU Jateng), KH Imam Sya’roni yang juga sektetaris stering commite (SC) Konferwil NU Jateng mengatakan meski disebut-sebut sepi, namun pada saatnya nanti akan bermunculan kader-kader NU yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan NU Jateng masa khidmah 2018-2023, di arena konferwil NU Jateng di Pesantren Miftahul Huda Ngoto Gubug Grobogan, Sabtu (7/7) mendatang.
“Informasi yang kami dapat menyebutkan sejumlah cabang ada yang sudah melakukan pendekatan dengan kandidat, didekati kandidat dan didekati tim sukses kandidat. Berbagai cara dilakukan untuk melakukan lobi, tidak masalah karena memang itulah dinamikanya konferensi,” ujar kyai Sya’roni, di Semarang, Jum’at (29/6).
Menurutnya, SC akan menyiapkan tata tertib untuk memandu jalannya pemilihan pengurus, dengan menggunakan mekanisme ahlul halli wal aqdi (ahwa) untuk memilih rois syuriyah dan pemilihan langsung oleh cabang untuk memilih ketua tanfidziyah.
Kepada para pemilik suara (cabang), lanjutnya, diingatkan agar menggunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya, karena figur yang akan diamanati untuk menahkodai PWNU Jateng memiliki tugas berat. Selain mengkonsolidasikan berbagai potensi yang memicu konflik jika salah urus juga dihadapkan dengan polarisasi berbagai kepentingan pada saat memasuki era Pemilu serentak 2019 mendatang.
Dia menuturkan agar bisa melawati berbagai badai ujian itu PWNU Jateng masa khidmah 2018-2023 dibutuhkan pimpinan yang setidaknya memenuhi tiga kriteria, meliputi kober, bener dan pinter.
Kober, dia menambahkan artinya dia harus memiliki waktu dan konsentrasi penuh dalam memenej dinamika jamiyyah. Sedangkan Bener, maksudnya harus memiliki motivasi dan memposisikan jamiyyah NU secara tepat, tidak dibawa kemana-mana untuk kepentingan tertentu dan sesaat. Sementara, syarat pinter maksudnya memiliki kemampuan memahami persoalan dan mengajak seluruh potensi NU untuk menuntaskan problem yang dihadapi organisasi.
Dia mengharapkan proses pemilihan pengurus tidak sampai diintervensi oleh pihak-pihak di luar NU, atau pihak luar dengan menggunakan internal NU untuk menjadikan NU, sebagai tumpangan misi-misi tertentu dengan cara dan dalih apapun.
“Karena Konferwil NU Jateng adalah wahana untuk konsolidasi organisasi NU, bukan untuk meloloskan misi-misi pihak lain yang menumpang pada NU. Kalau cabang-cabang NU di Jateng kuat dan mandiri maka intervensi dalam bentuk apapun tidak akan bisa menembus kekuatan NU, “ tutur kyai Sya’roni. (smh)