Home > HEADLINE > Pemberitaan Isu Bacawapres Pengaruhi Nilai Publisitas Dan Popularitas Jokowi-Prabowo

Pemberitaan Isu Bacawapres Pengaruhi Nilai Publisitas Dan Popularitas Jokowi-Prabowo

SEMARANG[Kampusnesia] –  Dampak pembemberitaan seputar isu bakal calon wakil Presiden  (Cawapres) yang akan berkompetisi dalam Pemilu 2019 mendatang, berpotensi  mempengaruhi nilai publisitas dan popularitas dua orang bakal Calon Presiden (Capres) yang saat ini sudah mengerucut pada dua nama, Ir Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang  Drs H Gunawan Witjaksana M.Si  mengatakan ketatnya pembicaraan di kalangan partai politik pengusung dalam menentukan masing-masing Cawapres memiliki nilai berita (news value ) tinggi di mata media, namun pemberitaan seputar proses penentuan Cawapres itu mengandung sisi positif dan negatif.

“Bakal Capres Jokowi lebih diuntungkan meski hingga kini belum muncul nama Bacawapres yang akan mendampinginya,” ujarnya saat menyampaikan pandangannya dalam acara Suara Keadilan bertema Siapa Pendamping Jokowi/Prabowo Lima Tahun Ke Depan yang disiarkan secara langsung Semarang TV, di studio Semarang TV, bukit Gombel  Semarang, Rabu malam (1/8).

Menurutunya, proses atau perdebatan soal Bacawapres antar elit parpol yang mengusung Jokowi sebagai Capres belum muncul di media. Berbagai pandangan yang berbeda dari elit PDI Perjuangan,  Partai Golkar, Partai Nasdem, PKB, PPP dan  Hanura tentang Bacawapres berhasil dimenej dan dikanalisasi, sehingga tidak memunculkan perdebatan di ruang publik.

Kondisi itu, lanjutnya, mendorong publikasi tentang persiapan Jokowi bersama parpol pengusungnya dalam menyiapkan diri untuk melakukan pendaftaran sebagai Capres dalam pemilu 2019 mendatang, memunculkan kesan dan image yang positif di mata publik.

Sebaliknya, persiapan di kalangan elit Partai Gerindra, PAN, PKS dan Partai Demokrat yang  akan berkompetisi menghadapi koalisi parpol pengusung Jokowi terlihat kedodoran, silang pendapat yang tajam di antara mereka berlangsung terbuka termasuk pernyataan Prabowo yang menyatakan siap untuk tidak dicalonkan, kalau koalisi parpol yang digalangnya dapat menemukan Capres yang lebih baik.

Demikian juga, tutur Gunawan, dalam penentuan Bacawapres, tarik menarik dan tawar  menawar di antara koalisi partai pengusung yang bersikukuh ingin menempatkan kadernya untuk mendampingi Prabowo, setelah disepakati sebagai penantang Jokowi berpotensi  menggerus popularitas koalisi parpol yang dibangun Prabowo.

Masyarakat pemilih akan menilai langkah-langkah parpol pengusung dan figur-figur  kandidat mulai sejak berstatus sebagai bakal calon hingga Calon Presiden dan Calon Wakil Presisden yang ditetapkan oleh KPU. Penilaian itu akan dijadikan pertimbangan pemilih dalam menentukan pilihannya saat berada di bilik suara pada Pemilu Presiden (Pilpres) tahun depan. (smh)

* Artikel ini telah dibaca 148 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *