SEMARANG[Kampusnesia] – Sebanyak 80 penyandang disabiltas dari berbagai kota di Jateng mengikuti pelatihan wirausaha dan cara mengelola keuangan yang digelar di Pusdiklat BKK Jateng Semarang, Sabtu (18/8).
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Maybank Indonesia bersama Maybank Foundation ini, sebagai upaya untuk memberdayakan ekonomi berkelanjutan bagi para penyandang disabilitas di Semarang.
“Pelatihan dengan tema Reach Independence and Sustainability Entrepreneur (RISE) ini bertujuan untuk membangun dan meningkatkan kapabilitas usaha mikro UKM penyandang disabilitas sehingga dapat memberikan dampak positif bagi komunitas di sekitarnya,” ujar Area Branch Manager PT Maybank Indonesia Semarang, Prayudi Suryopranoto, di sela-sela kegiatan itu.
Para peserta yang ikut dalam pelatihan ini, lanjutnya, memiliki beragam lini usaha mulai dari penjahit, penjual makanan, penjual sovenir, jasa reparasi elektronik, ternak lele, sablon, pembuat tenun, sol sepatu, hingga usaha penyewaan alat pesta. Peserta diberikan pelatihan tiga hari dan tiga sampai enam bulan pendampingan.
“Selaqma tiga hari mereka dibekali pengetahuan pengelolaan keuangan, strategi pemasaran dan perubahan pola pikir,” tuturnya.
Selanjutnya dalam program mentoring terstruktur selama tiga sampai enam bulan para peserta akan didampingi mentor secara personal, untuk meningkatkan pendapatan dan kapasitas usaha, yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan taraf hidup para penyandang disabiltas.
Pelatihan RISE di Semarang merupakan kota keempat di regional Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dari sebelumnya dilaknakan di Solo, Bantul dan Yogyakarta.
“Dari tiga pelatihan itu, program ini telah memberikan pelatihan kepada 176 peserta dengan berhasil meningkatkan penghasilan rata-rata perbulan 170%,” ujarnya.
Menurutnya, pelaksanaan program RISE di Semarang ini adalah rangkaian program untuk memberikan pelatihan kepada 2.200 penyandang disabilitas yang akan dilakukan hingga 2019.
Awal mulanya program ini diinisiasi di Malaysia dan telah diikuti lebih dari 1.300 peserta di negara asalnya. Kemudian pada 2016 mulai dikembangkan ke regional termasuk ke Indonesia dan Filipina.
Dalam kesempatan itu, turut hadir Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng-DIY, Bambang Kiswono. Beberapa contoh hasil karya dari usaha peserta penyandang disabiltas pun turut didisplai untuki dipamerkan. (rs)