Home > HEADLINE > Sikap Ramah Masyarakat Disalahgunakan Untuk Suburkan Terorisme Di Jateng

Sikap Ramah Masyarakat Disalahgunakan Untuk Suburkan Terorisme Di Jateng

SOLO[Kampusnesia] – Keramahan masyarakat Jawa Tengah berpotensi disalahgunakan oleh para teroris, untuk melakukan berbagai manuver terror, bahkan mempengaruhi masyarakat agar gerakan kejahatan kemanusiaan luar bisa ini diterima sebagai sebuah kebenaran, sehingga gerakan radikal teror dapat tumbuh subur.

Kepala Seksi Pelibatan Masyarakat Direktorat Pencegahan Badan Nasinal Penanggulangan Terorisme (BNPT), Letkol (TNI-AL) Setyo Pranowo SH, MM  mengatakan keramahan dan besarnya potensi alam yang ada di Jawa Tengah memiliki daya tarik tersendiri dan menjadi magnit yang dapat menyedot hadirnya para pendatang dari berbagai penjuru nusantara bahkan mancanegara.

“Namun arus pengunjung yang masuk ke Jawa Tengah motivasinya beragam, sebagian dari mereka ada yang mengusik ketentraman masyarakat melalui aksi teror dan perekrutan kader teroris,” ujarnya saat membuka kegiatan Literasi Digital Sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dn Terorisme di Masyarakatdi Hotel Lor In Solo, Senin (10/9).

Menurutnya, aparat keamanan bersama-sama dengan masyarakat harus membangun sinergi dengan melakukan kerja-kerja strategis untuk menghalau dan mencegah gerakan dan manuver agar tidak sampai masuk, bahkan berkembang di Jateng.

Literasi digital yang diinisiasi  Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Jawa Tengah  (FKPT Jateng) dengan melibatkan para pegiat medsos, mahasiswa  dan wartawan merupakan salah satu alternatif untuk menghadang gerakan radikal teror.

Dengan demikian, lanjutnya,  manuver para pelaku aksi radikal teror dalam 10 tahun terakhir telah menggeser gerakannya dengan memanfaatkan fasilitas internet yang coverage area -nya lebih luas dan leluasa dibanding dengan cara-cara konvensional yang dilakukan sebelumnya.

Dengan fasilitas digital, para teroris dengan mudah melakukan pencitraan dan membangun opini publik untuk mempengaruhi masyarakat terutama kalangan muda agar tertarik untuk bergabung dengan gerakannya. Kalau manuver mereka tidak segera diimbangi dikhawatirkan radikalisme dan terorisme tinggal menungu waktu saja untuk menjadi besat di Jateng.

Namun, tutur Setyo Pranowo, ternyata masyarakat Jateng sangat sigap dan melalukan penolakan keras terhadap masuknya ideologi radikal teror.  Hal in bisa dilihat perlawanan terhadap kejahatan yang menjadi musuh masyarakat internasional itu sangat ketat, sehingga radikalisme dan terorisme nyaris tidak mendapat ruang gerak di Jateng.

Dia menambahkan, karena kuatnya kertahanan itu maka mereka memanfaatkan dunia maya untuk menerobos pertahanan ideologi masyarakat Jateng dengan menyusup arus  digitalisasi yang kini menggelinding kencang ditengah-tengah kehidupan anak muda.

Diharapkan melalui kegiatan ini, kemampuan masyarakat pegiat medsos dan wartawan akan semakin meningkat kualitasnya, sehingga kualitas kemampuan melakukan pencegahan radikal teror melalui dunia maya juga semakin mkeningkat pula. (smh)

 

 

 

* Artikel ini telah dibaca 87 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *