Home > HEADLINE > Andini Praktekkan Enam Langkah Cuci Tangan Sebagai Pola Hidup Sehat

Andini Praktekkan Enam Langkah Cuci Tangan Sebagai Pola Hidup Sehat

SEMARANG[Kampusneia]  – Dengan malu-malu, Andini, siswi SMK PGRI 01 Semarang mempraktekkan enam langkah cuci tangan di acara Gebyar Germas Pelajar Jateng yan g digelar di GOR Universitas PGRI Semarang, Jum’at (23/11).

Andidi nampak semakin grogi, karena harus mempraktekkan di hadapan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir dalam acara tersebut.

Di hadapan 3.000 pelajar SMK se-Jateng, Andini memulai gerakan layaknya orang menuang cairan handrub pada telapak tangan kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.

Melihat aksi Andini, Ganjar meminta Kepala Dinas Kesehatan Jateng dan beberapa dokter untuk menilai keabsahan langkah pertama praktek hidup sehat itu. Hingga akhirnya juri dadakan itu mengacungkan jempol usai Andini menggerakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

“Pola hidup sehat harus kita mulai dari cuci tangan sebelum makan. Makan makanan yang sehat dan bersih, cara makannya pun harus dengan tangan yang bersih,” ujar Ganjar yang kemudian menangkupkan jari telunjuk dan jempol, yang oleh para milenial disebut salam saranghae yang memiliki arti aku mencintaimu.

Melihat itu sontak saja semua siswa teriak histeris dan membalas salam dari gubernur yang berambut putih itu.

Acara yang diinisiasi Dinas Kesehatan Jateng itu, melibatkan pelajar, guru, pakar kesehatan serta perwakilan ormas. Selain deklarasi hidup sehat, dalam acara tersebut juga dilakukan pemeriksaan tekanan darah, Pemeriksaan gula darah sewaktu, Pemeriksaan kolesterol.

“Sebenarnya anak-anak ini kita siapkan untuk menjadi anak cerdas dan sehat. Tapi ternyata masih banyak di antara mereka dengan kejujurannya cuci tangan belum terbiasa makan buah dan sayur tidak menarik karena junk food lebih menarik. Mereka ternyata banyak yang tidak suka berolahraga,” tutur Ganjar.

Karena pola hidup yang tidak sehat itu, lanjutnya, berdasar data Dinas Kesehatan Jateng dalam 30 tahun terakhir ini, terjadi perubahan pola penyakit. Pada era 1990-an, penyebab kematian dan kesakitan

Sejak 2010 penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah penyakit tidak menular seperti stroke, jantung dan kencing manis. Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini dapat menyerang bukan hanya usia tua tetapi telah bergeser ke usia muda, dari semua kalangan kaya dan miskin dan tinggal di kota maupun di desa.

“Kalau seperti ini dalam politik kesehatan dari hulu membahayakan, karena mereka punya potensi penyakit yang tinggi. Maka jatuhnya kalau sakit klaim BPJS akan tinggi seperti saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, kalau dari sisi hulunya bisa dicegah dengan makan sayuran dan buah-buahan, cuci tangan sebelum makan, olahraga sehari 30 menit itu, akan sangat efektif sebagai langkah pencegahan. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 66 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *