Home > HEADLINE > Ganjar Ajak Jurnalis Publikasi Sektor Pariwisata Lebih Positif

Ganjar Ajak Jurnalis Publikasi Sektor Pariwisata Lebih Positif

SEMARANG[Kampusnesia] – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi digelarnya kegiatan Focus Group Discussion (FGD) ‘Jurnalisme Ramah Pariwisata’, yang diinisiasi Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) dan Kementerian Pariwisata.

FGD ‘Jurnalisme Ramah Pariwisata’ yang diikuti para pegiat wisata, akademis, instansi terkait dan jurnalis berlangsung di Aston Semarang Hotel and Convention Center, Sabtu (24/11).

Ganjar mengajak kalangan jurnalis untuk lebih cerdas memberitakan gambaran destinasi wisata di Indonesia, sebagai upaya untuk ikut mengembangkan sektor pariwisata ke depan, meski musibah bencana sempat terjadi di beberapa daerah.

Menurutnya, meski bencana alam terjadi di beberapa daerah, namun harus dipublikasikan secara cerdas musibah tersebut tidak melanda distinasi wisata hingga diharapkan tidak membuat kekhawatiran para wisatawan untuk berkunjungn di Indonesia.

“Indonesia tetap aman dan nyaman bagi wisatawan yang berkunjung di berbagai destinasi wisata. Ini fakta yang harus dipulikasikan, mengingat bencana alam yang terjadi tidak berdampak pada kawasan wisatawan,” ujarnya saat menghadiri FGD ‘Jurnalisme Ramah Pariwisata’itu.

Ganjar juga mengajakan untuk banyak menciptakan event baik nasional maupun internasional, sebagai upaya untuk memperkenalkan destinasi wisata unggulan kepada masyarakat luas, sekaligus ikut meningkatkan kunjungan wisawan baik domestik maupun mancanegara,

Dia memberikan contoh event internasional Borobudur Marathon 2018 yang digelar di kawasan wisata Borobudur Kabupaten Magelang beberapa waktu lalu, berhasil sukses dan memiliki dampak ekonomi yang besar.

“Borobudur Marathon mampu menarik peserta sebanyak 10.000 peserta lebih dan menggaet ribuan wisatawan baik domestik maupun mancanegara, sehingga dampak positif ekonomi luar biasa, tidak hanya sektor pariwisata namun semua sektor ekonomi lain meningkat pesat.” tuturnya.

Dengan kegiatan itu, lanjutnya, usaha transportasi, kuliner, kerajinan, perhotelan dan lainnya meningkat, bahkan rumah pendudukpun yang dijadikan penginapan (homestay) laku terjual habis.

“Banyak wisatawan dan peserta lomba lari bergengsi itu kehabisan penginapan hingga sebagian mereka ditampung pantia melalui tenda-tenda yang disiapkan. Ini luar biasa dampak postif bagi sektor ekonomi di sekitar kawasan wisata Borobudur itu,” ujarmya.

Menurutnya, sektor pariwisata harus gencar dipromosikan ke luar negeri melalui berbagai kegiatan baik pameran maupun berbagai forum serta kegiatan sejenisnya hingga diharapkan kunjungan wisatawan bakal meningkat pesat.

“Bahkan saya pernah memaparkan di luar negeri tentang kearifan lokal di Indonesia saat bencana tiba. Mereka mengatakan, oh Indonesia mistik ya. Saya katakan, tidak, itu bisa diuji secara ilmiah,” tuturnya.

Salah satu ritual yang pernah dicermati di kawasan lereng Gunung Merapi yang dikenal  mengeluarkan wedhus gembel. Saat hewan-hewan di gunung turun karena merasakan hawa panas, juru kunci Merapi tidak berlarian, namun justru berdoa dengan caranya masing-masing di tempat tinggalnya.

“Langkah inilah yang ingin kita angkat, agar bencana tidak selalu dilihat dari sisi yang menyeramkan, namun ada hal-hal unik lainnya yang mampu menarik para wisatawan untuk ingin lebih mengetahui keunikan tersebut,” ujar Ganjar (rs)

* Artikel ini telah dibaca 33 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *