Home > EKONOMI & BISNIS > Jateng Mulai Menerapkan Transaksi Non Tunai Untuk Hindari Kebocoran

Jateng Mulai Menerapkan Transaksi Non Tunai Untuk Hindari Kebocoran

SEMARANG[Kampusnesia] – Pemprov Jateng mulai gencar  penerapan gerakan transaksi non tunai dalam berbagai sektor baik penerimaan maupun pengeluaran daerah, sebagai upaya untuk pencegahan terjadinya korupsi di seluruh Kabupaten/Kota.

Bahkan komitmen itu telah diawali dengan direalisasikan penandatanganan komitmen bersama penerapan transaksi non tunai yang dilakukan oleh Bupati/Wali Kota se – Jawa Tengah di Semarang, Rabu (5/12).

Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan dihadiri Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jateng serta tamu undangan lainnya.

“Implementasi transaksi non tunai ini sudah diperintahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak lama, sehingga diharapkan penandatanganan komitmen ini benar-benar dapat dijalankan secepatnya,” ujar Ganjar.

Menurutnya, dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah belum semuanya yang mengimplementasikan gerakan transaksi non tunai dan tercatat hanya tiga Kota yang telah menerapkan hal itu terdiri Kota Surakarta, Kota Salatiga dan Kota Magelang.

“Satu Kabupaten yang mulai genjar menerapkan gerakan ini adalah Pati. Langkah ini terbukti dengan transaksi non tunai, pendapatan daerah mereka meningkat secara signifikan. Untuk itu saya meminta Kabupaten/Kota lainnya segera mengikuti dan mencontoh daerah-daerah ini,” tuturnya.

Penerapan transaksi non tunai, lanjutnya, dapat dilakukan di semua sektor, baik penerimaan maupun pengeluaran. Saat ini sudah tidak zamannya lagi bendahara membayar ke dinas menggunakan uang tunai atau dinas membayar ke pelaksana proyek menggunakan uang tunai.

“Bendahara ke dinas sekarang ini sudah harus ditransfer, begitu juga dinas saat mengeksekusi kepada pelaksana proyek juga transfer, maka itu akan transparan, akuntabel dan akan menghindarkan dari praktik korupsi,” ujarnya.

Dari sektor pendapatan, dia menambahkan penerapan transaksi non tunai sangat mendesak dilakukan saat ini. Misalnya transaksi non tunai dapat digunakan untuk pendapatan dari sektor pajak, retribusi, parkir dan pendapatan lainnya.

“Kalau transaksi non tunai bisa diterapkan, saya sangat yakin pendapatan akan semakin tinggi karena mencegah kebocoran di lapangan,” tutur Ganjar.

Ganjar juga meminta Kabupaten/Kota segera menindaklanjuti setelah dilaksanakan penandantangan itu, dan yang harus dilakukan adalah penyiapan sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana pendukung.

“SDM harus disiapkan dan benar-benar memiliki komitmen, alat juga harus disiapkan misalnya alat parkir berlangganan, alat untuk retribusi pasar dan sebagainya,” ujarnya.

Selain di pemerintahan, Pemprov Jateng juga akan terus menyosialisasikan penggunaan transaksi non tunai kepada masyarakat.

“Tentu butuh sosialisasi secara massif. Awal mula mungkin bisa dilakukan cara-cara yang menarik, misalnya memberikan hadiah kepada masyarakat yang melakukan pembayaran secara non tunai. Intinya saat ini sudah era digital, maka penggunaan uang kartal harus dikurangi,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jawa Tengah, Hamid Ponco Wibowo menuturkan jika kebijakan sistem pembayaran non tunai merupakan instruksi dari Pemerintah Pusat dan diharapkan dapat direalisasikan di seluruh daerah.

“Banyak sekali manfaat dari transaksi non tunai ini, salah satunya untuk meningkatkan transparansi dan mencegah kebocoran pendapatan daerah,” ujarnya.

Jawa Tengah, dia menambahkan baru ada beberapa daerah yang sudah menerapkan transaksi non tunai. Kebijakan dengan mekanisme itu, pendapatan daerah-daerah tersebut bakal meningkat tajam.

“Dengan tidak ada lagi uang tunai, semua masuk dalam sistem. Selain tidak ada kebocoran, pengawasan juga akan semakin mudah,” tuturnya.

BI Jawa Tengah, lanjutnya, akan terus melakukan sosialisasi kepada seluruh Kabupaten/Kota se- Jateng. Selain juga akan mendorong penggunaan transaksi non tunai di kalangan masyarakat. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 38 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *