Home > KABAR KAMPUS > EDUKASI KAMPUS > USM Berkomitmen Peduli Terhadap Sosial Dan Budaya Daerah

USM Berkomitmen Peduli Terhadap Sosial Dan Budaya Daerah

SEMARANG[Kampusnesia] – Kegiatan Festival Komukino yang diinisiasi oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi FTIK Universitas Semarang (USM) telah sukses diselenggarakan, hingga menjadi angin segar untuk pelestarian budaya yang mulai terkikis oleh perkembangan zaman.

Festival Komukino dikemas lebih modern yang digelar di Hutan Tinjomoyo Gunungpati, Semarang Minggu (16/12)itu, diharapkan dapat lebih mudah diterima oleh anak-anak muda dengan tetap mempertahankan kearifan dan kebudayaan lokal khususnya di Jawa Tengah, sekaligus untuk mengenalkan Hutan Wisata Tinjomoyo ke masyarakat yang lebih luas.

Dengan dihadiri banyak pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, komunitas di Kota Semarang, keluarga yang menikmati libur hari minggu hingga masyarakat di sekitar Hutan Wisata Tinjomoyo.

Rektor USM Andi Krida Susila, SE, MM mengatakan dengan diselengarakan Festival Komukino itu, para mahasiswa USM telah sampai pada fase empat pendidikan tinggi yaitu Learn to Live Together bagaimana mahasiswa bisa bersinergi bersama dan mengajak lingkungan eksternal untuk bersama dengan semangat Jateng Remen melestarikan kebudayaan lokal khususnya di Jawa Tengah.

Menurutnya, Universitas Semarang berkomitmen untuk lebih peduli terhadap budaya dengan mengintegrasikan bidang akademik dengan persoalan sosial di sekitar, sehingga mahasiswa dapat lebih peka terhadap persoalan sosial dan budaya.

“Salah satu acara yang mencuri perhatian adalah penampilan Rumah Aksara WB, pemenang Komukino Award. Tak bisa dipungkiri bahwa tingkat literasi anak di Indonesia termasuk yang terendah,” ujarnya.

Rumah Aksara WB, lanjutnya, mencoba mengangkat peringkat literasi dengan terus mengenalkan budaya melalui pendekatan yang berbeda, yaitu dengan melihat apa yang dibutuhkan anak-anak.

“Berdongeng, diskusi, dan workshop pembuatan wayang rotan ke desa – desa di Jawa Tengah rutin dilakukan oleh Rumah Aksara WB dengan tujuan menyebarkan virus budaya Jawa mulai dari anak usia dini,” tuturnya.

Sementara itu, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan mahasiswa tidak cukup untuk pintar secara intelektual saja, tapi juga harus sadar terhadap persoalan sosial dan budaya yang ada di sekitar.

“Dengan belajar memahami fungsi sosial kita bisa menumbuhkan kepekaan terhadap lingkungan dan ikut membantu mereka yang membutuhkan. Mari bergerak bersama buat Semarang menjadi lebih baik, Semarang Hebat,” ujarnya. (Andi Saputra/rs)

 

* Artikel ini telah dibaca 105 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *