SEMARANG[Kampusnesia] – Kader muda Muhammadiyah diminta pro aktif dalam setiap ikut pesta demokrasi, baik Pemilihan Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Presiden (Pilpres) yang akan digear 27 April mendatang.
Ketua Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Tafsir mengatakan kader Muhammadiyah harus jadi pemain dan jangan hanya jadi penonton.
“Saya mendorong kader muda Muhammadiyah yang punya potensi untuk tampil, baik jadi Kepala Daerah maupun anggota legislatif,” ujarnya, Rabu (9/1).
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu menuturkan bagi Muhammadiyah ruang-ruang publik, baik legislatif maupun eksekutif harus diisi kader Muhammadiyah, karena hal tersebut bagian dari dakwah di jalur politik.
Muhammadiyah, lanjutnya, kritis dan kooperatif. Ada kebijakan tidak sesuai, perlu dikritisi, sedangkan kooperatif harus bekerja sama dengan semuanya, termasuk dengan pemerintah.
Menurutnya, meski mendorong kader-kader Muhammadiyah untuk tampil dipanggung politik, bukan berarti PWM berpolitik praktis.
“PMW Jateng bukan oposan Parpol tertentu. Secara kelembagaan kita tetap netral, namun kader secara individu boleh menentukan pilihanya masing-masing,” tuturnya.
Dia menghimbau kepada seluruh Pengurus Muhammadiyah dan Organisasi Otonom (Ortom) Muhammdiyah di semua level dan seluruh warga Muhammadiyah untuk menyukseskan gelaran Pemilu 2019 dengan tidak menjadi Golongan Putih (Golput). (rs)