KENDAL[Kampusnesia] – Sebanyak 50 investor baik nasional maupun mancanegara memastikan bakal membangun sejumlah pabrik di Kawasan Industri Kendal (KIK) dengan total investasi senilai Rp7,3 triliun.
President Director & CEO KIK Stanley Ang mengatakan jumlah perusahaan asing yang berminat membangun pabrik pabrik di KIK terua mengalami peningkatan sejak semester II/2018 lalau.
Perusahaan, lanjutnya, yang berminat membangun pabrik itu, tidak hanya industri relokasi, namun lebih banyak industri baru hingga mencapai sekitar 60% dari total jumlah perusahaan yang masuk KIK.
“Bahkan sudah sebanyak 50 investor telah memesan lahan untuk pendirian pabrik. Secara financial mereka sudah komitmen dan sudah melakukan penandatagan akte pembelian,” ujarnya, Kamis (10/1).
Menurutnya, sebanyak 50 investor itu berkomitmen segera membangun pabrik di KIK dan terctat 7 di antaranya pabriknya sudah beroperasi, disusul 3 pabrik dalam pembangunan dan 12 lainnya dalam proses kepengurusan perizinan, desain serta keutuhan yang diperlukan.
Sedangkan selebhn ya, dia menambahkan kini masih melakukan pengurusan di internal perusahaan mereka dan segera selesai akhur Januari ini.
Stanley menuturkan kondisi perekonomian dunia dengan ada perang dagang antara China dan Amerika Serikat kini juga menjadi perhatian bagi investor hingga sebagian mereka masih menunggu perkembangan.
Dia mengharapkan para investor akan mempercepat pembangunan setelah Pemilu April mendatang selesai atau pada semester kedua tahun ini.
Selama ini, tutur Stanley, investor lokal masih mendominasi dengan kontribusi sekitar 85%, disusul investor dari Singapura 7%, Korea Selatan 2%, Jepang 2% dan Malaysia 2%.
Adapun perusahaan-perusahaan yang sudah setuju untuk menanamkan modalnya di Kawasan Industrial Kendal bergerak di berbagai sektor seperti tekstil, makanan, baja, furnitur, dan kabel.
Menurutnya, sejumlah faslitas KIK juga akan ditambah termasuk melakukan pemetaan terkait dengan pemenuhan fasilitas listrik.
“Kami lagi maping, apakah mereka mau bikin sendiri, apa bisa cocok, atau bikin substitution, kita juga mau membikin ke arah green energi,” tuturnya. (rs)