SEMARANG[Kampusnesia] – Universitas Semarang (USM) bekerja sama dengan Dinas PU Bina Marga, Cipta Karya Provinsi Jateng Balai Jasa Konstruksi Jateng, Asosisasi Tenaga Ahli Pemborong Indonesia (ATAPI) dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Jateng menggelar pelatihan dan uji kompetensi sertifikasi tenaga ahli muda.
Pelatihan dan uji kompetensi itu digelar selama lima hari mulai 4 hingga 9 Maret 2019 yang berlangsung di kampus USM.
Dekan Fakultas Teknik, Purwanto mengatakan kegiatan pelatihan dan uji kompetensi ini diharapkan bisa berlanjut diselenggarakan setiap tahun.
“Kegiatan kerja sama uji kompetensi ini pertama kali kami lakukan dan ke depan kerja sama ini bisa saling menguntungkan semua pihak hingga berkelanjutan setiap tahun,” ujarnya, Rabu (6/3).
Sementara itu, Wakil Rekor I USM Hardani Widiastuti menutukan lulusan USM harus memiliki minimal tiga kompetensi terdiri sertifikasi komputer yang bekerja sama dengan microsoft, sertifikasi bahasa asing dan sertifikasi keahlian.
Menurutnya, untuk diterima di dunia kerja tidak cukup dengan hard skill saja, namun mahasiswa sebelum lulus dituntut memiliki soft skill yang cukup dengan mengikuti pelatihan dan uji kompetensi ini untuk menambah soft skill.
Dalam kegiatan itu, dihadiri LPJK Jateng Liliek Eko Prijono dan perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah Sigit Kerdo Haryono.
Menurut Liliek, program pelatihan dan kompetensi ini merupakan program percepatan yang seharusnya seseorang akan dapat mengikuti ujian kompetensi ketika sudah memiliki pengalaman kerja.
“Percepatan uji kompetensi ini, untuk mengikuti progam pemerintah yang saat ini gencar membangun insfrastruktur di berbagai daerah, sehingga membutuhkan tenaga ahli yang bersertifikasi, dan Indonesia merupakan pasar terbesar dalam hal jasa kontruksi,” tuturnya.
Ketua panitia penyelenggara Bambang Tutuko mengatakan kegiatan ini diselenggarakan sebaai upaya untuk membekali calon wisudawan fakultas teknik USM agar mereka memiliki sertifikasi profesi dan bisa dugunakan sebagai Surat Keterangan pendamping Ijazah (SKPI).
Kegiatan yang diikuti 91 peserta ini terbagi dua kelas terdiri kelas sertifikasi ahli teknik bangunan gedung dan ahli teknik jalan. (rs)