SEMARANG[Kampusnesia] – Calon Presiden (Capres) petahana Joko Widodo (Jokowi) diyakini tidak akan menemu kesulitan berarti dengan pembagian zonasi kampanye yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Selain karena bahasa tubuhnya yang bersahaja, gaya komunikasi Jokowi dengan masyarakat juga tidak dimiliki oleh penantangnya, Prabowo Subianto.
Menurut Politisi PDIP Ganjar Pranowo, kelebihan Paslon Capres nomor 01 adalah soal kesederhanaan dan ketiadaan jarak dengan masyarakat. Kesederhanaan dan keramahan Jokowi, merupakan jurus ampuh untuk menaklukkan hati masyarakat.
“Pak Jokowi itu cukup senyum-senyum, salam-salaman ya kan. Itu lebih bisa dibaca dengan perasaan. Bahwa dia orang jujur, dia orang baik,” ujar Ganjar, Jumat (8/3).
Dia beranggapan, masyarakat lebih senang disentuh dengan bahasa tubuh yang lebih bersahabat. Tidak perlu dengan ungkapan yang muluk-muluk dan heroik apalagi dengan sandiwara-sandiwara.
“Lebih love gitu, daripada dengan kalimat-kalimat heroik yang kadang-kadang kita tidak mengerti, itu pun sering salah. Tapi kalau kemudian orang bisa dipeluk, saya rasa pelukan itu jauh lebih banyak maknanya daripada kata yang berbuih-buih,” tuturnya.
Terlebih antusiasme masyarakat ketika melihat Jokowi berkunjung di manapun. Kehangatan Jokowi dalam berkomunikasi, membuat masyarakat tidak sungkan menyentuh atau bahkan mereka tidak takut untuk sekadar minta selfie.
“Ya selama ini setiap kunjungan, Pak Jokowi itu dijarah di mana-mana Dia keluar dari mobilnya itu sudah dijarah, ‘pak pak pingin foto’. Beberapa waktu lalu di Cilacap saja, empat ibu-ibu pingsan, hanya ingin berebut (foto),” ujarnya.
Terkait zonasi itu, keputusan diambil lewat pengundian oleh Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowo-Ma’ruf Amin dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Rabu (6/7).
Pembagian zona ini, akan bergantian dua hari sekali. Misalnya TKN pertama di zona B. Maka dua hari berikutnya di zona A. Berikut juga dengan BPN.
Zona B meliputi wilayah, Bengkulu, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Yogyakarta, Jawa Timur, Banten, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku Utara dan Papua Barat.
Sementara Zona A, meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku dan Papua.
“Mungkin yang perlu kita jaga adalah, mari kita memilih kalimat yang tidak menyakiti yang lain. Mari kita perintahkan jari-jari kita untuk tidak memencet tuts dengan kalimat-kalimat yang konyol, yang busuk, dan tidak enak. Mari kita konsisten aja. Berpolitik silahkan, pilihan beda nggak papa, tapi nggak usah bertabrakan, nggak usah saling menghinakan dan menistakan,” tutur Ganjar.
Terkait jadwal kampanye Jokowi di Jawa Tengah, Ganjar mengatakan kesiapan seluruh elemen partai, relawan dan simpatisan di wilayahnya. Pergerakan elemen tersebut, tidak bergantung pada turun atau tidaknya Jokowi di Jawa Tengah.
“Jawa Tengah itu dengan tanpa kampanye, kita sudah kampanye terus. Beliau datang pasti lebih ramai dan meriah, tidak datang kita juga sangat meriah. Jadi artinya, dengan atau tanpa kampanye terbuka, sebenarnya kita sudah berkampanye,” tuturnya. (rs)