Home > EKONOMI & BISNIS > Jembatan Gantung Banjarnegara – Wonosobo Siap Dibangun Lagi

Jembatan Gantung Banjarnegara – Wonosobo Siap Dibangun Lagi

BANJARNEGARA[Kampusnesia] –  Sudah lima tahun warga Jeben Plampitan Sukoharjo Wonosobo kehilangan akses utama menuju kampung halamannya setelah jembatan gantung di desa setempat hanyut terseret banjir pada 2014 silam. Mereka pun harus lewat jalur alternatif yang lebih jauh dengan jarak 10 km untuk mobilitas keseharian.

Jembatan gantung tersebut melintang di atas sungai sepanjang 67 meter dan menjadi akses utama antara Desa Larangan Pagentan Banjarnegara dan Jeben Plampitan Sukoharjo Wonosobo.

Sebagian besar masyarakat Jeben Plampitan yang banyak menfaatkan untuk akses pertanian, sekolah maupun ke pasar, karena aksesnya lebih dekat ke Banjarnegara.

“Ambrol jembatan akibat banjir yang terjadi 2014 silam, memaksa masyarat harus berjalan lebih jauh  baik mau bepergian belanja, sekolah atau ke ladang, bahkanharus muter jauh,” ujar Nardi, warga Jeben Plampitan, Rabu (10/4)

Karena tidak tega, lanjutnya, jika melihat anak-anak sekolah dan ibu-ibu ke ladang harus berputar jauh, warga akhirnya secara swadaya membangun jembatan darurat dari bambu dengan penyangga susunan batu. Namun jembatan itu pun tidak mampu bertahan lama, apalagi jika memasuki musim penghujan.

“Sepanjang 2019 ini saja sudah ganti sebanyak 10 kali. Selain rusak ya karena terseret arus sungai saat hujan deras. Dari Pemkab beberapa kali eninjau, tapi tidak juga diperbaiki,” tuturnya.

Keberadaan jembatan bambu sebagai pengganti jembatan gantung itu pun dilaporkan warga kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga langsung meninjau dan melintasi jembatan yang bergoyang-goyang itu.

Begitu menginjakkan kaki di desa Jeben Plampitan, warga pun langsung bersorak menyambut Gubernur yang didampingi wakilnya, Taj Yasin Maimoen. Setelah berebut salaman dan selfie, warga langsung menyampaikan keluhannya, menginginkan jembatan baru.

“Kalau dari Pemkab beberapa kali ke sini dan jembatan belum juga jadi, saya pastikan jika gubernur yang ke sini pasti beres,” ujar Ganjar.

Menurutnya, pembangunan tidak langsung bisa dikerjakan karena harus masuk dalam penganggaran APBD. Namun ada alternatif lain yang bisa lebih cepat, yakni dengan anggaran pascabencana dari BNPB.

“Nanti kita atur, kalau menggunakan APBD Provinsi harus menunggu tahun depan atau paling cepat pada anggaran perubahan. Tapi ada yang lebih cepat, yakni menggunakan dana pascabencana,” tuturnya.

Pertimbangan lain adalah jika jika membangun ulang jembatan gantung anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 600 juta dan itu bisa menggunakan APBD Provinsi. Tapi jika membangun jembatan permanen maka perlu biaya mencapai Rp 2,5 miliar yang akan menggunakan dana pascabencana.

“Pak Kades saya minta untuk segera membuat pengajuan agar jembatan ini cepat beres. Untuk Bupati Wonosobo semoga bisa segera meninjau kembali, karena warga sudah menunggu, “ ujarnya. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 229 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *