Home > EKONOMI & BISNIS > Jateng Kian Serius Bakal Terbitkan Obligasi Daerah

Jateng Kian Serius Bakal Terbitkan Obligasi Daerah

SEMARANG[Kampusnesia] – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah kini tengah menyiapkan untuk menjadi daerah pertama di Indonesia yang bakal menerbitkan obligasi daerah, seiring sejumlah program strategis kemaslahatan pun sudah disiapkan, dari pembangunan rumah sakit hingga sport center.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pihaknya saat ini masih mendalami pilihan program, regulasi, termasuk kemungkinan-kemungkinan penilaian sektor maupun sub-sektor yang ada. Untuk infrastruktur, Pemprov Jateng telah melakukan pendataan sampai total pembiayaan.

”Total rencana obligasi yang akan kami terbitkan nilainya mencapai Rp2 triliun. Yang diperlukan untuk pembangunan RSUD Unggulan Pelayanan Kanker, RSUD Umggulan Pelayanan Ibu dan Anak, pengembangan Pelayanan Kanker di RS Kelet sampai sport center,” ujarnya dalam Focus Discussion Grup di Hotel PO, Semarang, Senin (29/4)

Jawa Tengah, lanjutnya, memang termasuk dalam daerah yang berpotensi menerbitkan obligasi, terlebih provinsi ini telah memperoleh penilaian A atau Baik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Dalam FGD tersebut hadir Pengawas Eksekutif Pasar Modal, Hoesen, Ketua OJK Jateng – DIY Aman Santosa, Ketua dan Wakil Ketua DPRD Jateng, Rukma Setyabudi dan Sukirman.

“Kita lagi menyiapkan izin prinsip baru masuk Perda. Saat ini Pemprov sudah memasukkan ke DPRD yang diharapkan segera masuk agenda prioritas, kalau dalam masa sidang berikutnya bisa masuk tentu bisa langsung diproses. Mudah-mudahan akhir tahun bisa selesai. Kalau semua komitmen politiknya sama ya ini bisa jadi prioritas karena ini tidak bisa mundur,” tuturnya.

Namun demikian, dia menambahkan ada beberapa hal yang mmasih menimbulkan keraguan terhadap penerbitan obligasi itu. Pertama, apakah obligasi daerah mempengaruhi penilaian terhadap kinerja keuangan daerah karena adanya hutang daerah dalam struktur APBD. Kedua, bagaimana jika uang obligasi yang diterima di APBD dan ditempatkan dalam deposito menimbulkan spread negatif (tingkat suku bunga pinjaman yang lebih rendah daripada tingkat suku bunga tabungan) apakah merupakan kerugian daerah?.

“Bahkan ketiga, apakah program yang dibiayai obligasi daerah harus bersifat cost recovery dan menghasilkan pendapatan untuk PAD. Dan yang terakhir, apakah jaminan dipersyaratkan selama jangka waktu waktu obligasi daerah?,” ujarnya.

Menurutnya, jika dengan mengeluarkan obligasi justru membuat performa anggarannya merosot, diyakini pasti tidak ada orang yang mau mengeluarkan obligasi, karena paradigma penilaian pasti soal cerita berapa belanja langsung dan tidak langsung, ada hutang atau tidak.

“Namun, seandainya tidak, ini akan jadi lompatan karena diharapkan Jawa Tengah yang akan pecah telur. Yang pertama kali akan mengeluarkan ini dan mudah-mudahan bisa menginspirasi,” tutur Ganjar.

Modal Jawa Tengah sebagai provinsi pertama yang mengeluarkan obligasi daerah adalah capaian penilaian kinerja anggaran A dari Kemenpan RB. Namun jika mengacu hal itu saja, Pengawas Eksekutif Pasar Modal, Hoesen, mengatakan tidaklah cukup. Harus ada komitmen bersama sejumlah pihak. Karena ini 10 – 15 tahun masa angsuran, maka perlu perlindungan atau regulasi berupa Perda. Jadi ini bukan sekadar kebijakannya gubernur tapi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

“Obligasi daerah memang sangat menarik, beberapa daerah memang pendanaannya terbatas. Maka fleksibilitas pendanaan harus kita dorong,” tuturnya.

Hoesen mengatakan untuk menerbitkan obligasi daerah diperlukan tim bersama dari Kementerian Keungan dan Kementerian Dalam Negeri, bersama Pemda dan OJK. Di Jawa Tengah, tim bersama telah intens membahas hal teknis soal Obligasi Daerah, mulai dari potensi pembiayaan, hingga kemampuan membayar utang, baik bunga dan pokoknya.

“Pemprov Jateng telah melangkah cukup jauh untuk merealisasikan keinginan mencari pembiayaan alternatif itu. Jateng juga telah membentuk tim percepatan,” ujarnya. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 42 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *