SEMARANG[Kampusnesia] – Para tokoh agama-agama di Jawa Tengah menghimbau kepada umat yang dibimbingnya agar tidak terprovokasi dan terpancing untuk mengikuti gerakan menolak hasil Pemilu 2019.
Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Provinsi Jawa Tengah (FKUB Jateng ) Drs KH Taslim Syahlan MSi mengatakan para pemuka dan tokoh agama-agama yang berkhidmah melalui berbagai elemen di Jateng sudah menyampaikan hal itu kepada umatnya dalam berbagai kesempatan.
“Kami optimis dengan kepiawaian dan kewibawaan para pemuka agama-agama itu, himbauan dan ajakan itu akan dipatuhi umat atau masyarakat yang setiap hari dibimbingnya,” ujar Taslim di Semarang, Senin (13/5).
Menurutnya, dari komunikasi yang dilakukan dengan para pemuka agama-agama di Jateng diketahui setelah mencermati perkembangan realisasi tahapan pemilu sudah berjalan dengan baik, termasuk proses rekapitulasi mulai dari tingkat TPS hingga KPU Jateng yang berlangsung akhir pekan lalu.
Dia menuturkan untuk rekapitulasi tingkat nasional dihimbau agar semuanya menunggu pengumuman resmi KPU pada 22 Mei mendatang. KPU sebagai badan yang anggota komisionernya dipilih oleh wakil rakyat untuk menjalankan mandat pemilihan eksekutif dan legislatif juga harus dihormati kinerjanya, jangan sebaliknya direcoki, biarkan para komisioner menjalankan amanah hingga titik akhir.
Meski memiliki sejumlah kekurangan, dia menambahkan pelaksanaan Pemilu 2019 berjalan dengan baik. Salah satu indikatornya adalah tingkat partisipasi masyatakat cukup signifikan.
Rakyat sudah melakukan gerakan people power pada 17 April lalu, mereka menuju ke bilik-bilik suara sebagai lambang bahwa mereka telah menggunakan kedaulatannya untuk melakukan perubahan. Bagaimana hasilnya ? Silahkan tunggu, proses masih berlangsung.
Jika ada kalangan yang tidak puas dengan pelaksanaan Pemilu 2019 ini, maka dapat melakukan aksi ketidak puasannya dengan menggunakan jalur hukum yang sudah disiapkan oleh UU.
Bagi FKUB Jateng, lanjutya, perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar di alam demokrasi seperti Indonesia ini. Perbedaan itu dibawa di forum yang sudah disiapkan. Perbedaan pilihan siapa yang akan dijadikan presiden dan wakil rakyat lima tahun ke depan diselesaikan di ring pemilu 2019. (smh)