BATANG[Kampusnesia] – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Batang menyiapkan sebanyak 100 relawan untuk ikut mendukung pengoperasian posko Lebaran 2019.
Sekretaris PMI Kabupaten Batang Kusnadi mengatakan sejumlah 100 personil itu meliputi unsur Korps Sukarelawan (KSR), Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT), PMI Kecamatan dan Forum Palang Merah Remaja Indonesia (Forpis).
“Sebelum ditugaskan ke posko mudik, para relawan dibekali pelatihan pertolongan pertama (PP). Pembekalan diberikan oleh dr Edi Setiaji, Bidan dan tiga pelatih PP yang telah bersertifikat,” ujarnya usai pelatihan di aula PMI Batang, Minggu (26/05).
Menurutnya, agenda pelatihan ini merupakan penyegaran bagi relawan, sebab para relawan sudah mempunyai dasarnya dan sudah memiliki ketrampilan dasar, namun senantiasa harus diupdate
agar kemampuan tanggap kesiapsiagaannya semakin tajam, terutama saat menjalankan tugas menyambut arus mudik dan balik ini.
Pelatihan ini, lanjutnya, juga menjadi bagian dari pembinaan dan mobiliasasi relawan dalam memberikan pelayanan kesehatan dan sosial berupa kegawat daruratan, pelayanan ambulan dan pelayanan kesehatan keliling.
Penugasan relawan, dia menambahkan dibagi dalam lima posko, pertama Pos induk yang berada di markas PMI Batang. Kedua Posko Alun-Alun Batang mulai H-3 Lebaran hingga 10 Juni. Posko ke 3 lokasinya di Dinas Perhubungan Batang mulai 29 Mei – 6 Juni, Posko 4 di Exit Tol Kandeman mulai 29 Mei sampai 10 Juni dan terakhir di Posko PMI Mandiri di depan Kecamatan Gringsing, mulai 30 Mei sampai 4 Juni.
Selain itu, tutur Kusnadi, relawan juga menjaga posko Lomba Dayung mulai 6 Juni sampai 11 Juni di Klidang Lor, kegiatan Syawalan di Pantai Sigandu dan pantai Kuripan.
Dia menuturkan tugas kepalangmerahan merupakan bagian tugas pokok dari PMI yang mendapatkan penugasan dari Pemerintah, sehingga PMI harus membantu tugas-tugas pemerintah salah satunya dalam hal pelayanan kesehatan pemudik yang diharapkan jangan sampai mengecewakan.
“Artinya ketika terjadi kecelakaan pada arus mudik dan membutuhkan pertolongan pertama, para relawan harus menolong dengan profesional,” tuturnya.
Salah satu relawan, Said Atta Umar (25) mengatakan sudah semestinya pelatihan ini diberikan kepada relawan, supaya relawan memiliki bekal lebih baik dalam penugasan di Posko arus mudik.
“Dalam pelatihan ini, kita bisa diskusi dengan para pelatih dari dokter dan bidan kendala-kendala yang kita hadapi saat penugasan tahun lalu dan alhamdulillah semua terjawab dalam pelatihan ini,” ujarnya. (wan)