JAKARTA[Kampusnesia] – Sebelum bertolak dari Jakarta, ribuan pemudik asal Jawa Tengah melakukan upacara bendera memeringati Hari Lahir Pancasila, Sabtu (1/6) di lapangan parkir Museum Purna Bhakti Pertiwi TMII Jakarta.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai pembina upacara mengagumi kesederhanaan berlangsungnya pelaksanaan upacara. Warna-warni sikap, gaya hingga tampilan masyarakat saat upacara.
“Bahkan ada peserta sudah 20 tahun tidak ikut upacara bendera hingga saat aba-aba siap, mereka santai aja, malah jongkok. Tidak apa-apa, itulah cara mereka membuktikan kecintaan mereka kepada negara dan Pancasila,” ujar Ganjar.
Dia mengatakan di manapun tempat dan kondisinya semua warga negara Indonesia wajib mencintai Pancasila. Sebagai salah satu bukti cinta itu, meskipun hari ini bakal mudik ke Jawa Tengah, tapi tetap melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila.
“Inilah cara rakyat upacara memperingati hari Lahir Pancasila. Kita tidak peduli di manapun berada, kita buktikan untuk mencintai Pancasila. Tidak peduli di gedung-gedung, di perkantoran tapi mau mudik pun kita merayakan hari lahir Pancasila. Inilah wong Jawa Tengah. Menikmati kemerdekaan dan merawat,” tuturnya.
Mulanya upacara peringatan Hari Lahir Pancasila mestinya dilakukan seluruh instansi pemerintahan berdasarkan surat edaran dari Mendagri. Namun Ganjar memilih untuk melaksanakan upacara bendera bersama ribuan pemudik asal Jateng di Jakarta.
“Saya juga telah lapor sama Mendagri akan upacara bareng pemudik, bareng rakyat yang mau pulang kampung. Karena bertepatan mau melepas pemudik,” ujarnya.
Panasnya saat upacara, tutur Ganjar, sangat tidak seberapa rasanya jika dibanding dengan perjuangan para pendiri bangsa.
Menurutnya, dengan memahami perjuangan dan penderitaan para pejuang, semangat persatuan bernegara akan semakin bermekaran.
“Kita semua yang akan mempertahankan selamanya, tidak ada seorang pun yang boleh dan bisa merobek-robek. Siap membela NKRI?. Kita harus menghormati pendiri bangsa yang susah payah telah melahirkan Indonesia dan kita bisa menikmati itu,” tuturnya.
Yang penting, lanjutnya, tetap cinta Indonesia dan cinta Pancasila. Rasa cinta itu mampu mengalahkan rasa apapun.
Memeringati dan merayakan hari lahir Pancasila pada 1 Juni, kata Ganjar, adalah sebuah keniscayaan karena para pendiri bangsa telah berhasil menggali fundamental bangsa ini. (rs)