SEMARANG[Kampusnesia] – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Jawa Tengah (PWNU Jateng) menyerukan kepada Nahdliyyin agar memanfaatkan momentum Idul Fitri untuk meningkatkan silaturahmi sekaligus konsolidasi di level basis.
Rois Syuriah PWNU Jateng KH Ubaidillah Shodaqoh SH mengatakan momentum puasa ramadhan yang dilanjutkan dengan Idul Fitri hendaknya dapat dimanfaatkan kembali untuk merajut kembali kebersamaan antar sesama Nahdliyyin.
“Pesta demokrasi lalu mungkin sempat memunculkan ekses, munculnya jarak antar nahdliyyin terutama di akar rumput akibat beda pilihan dalam kontestasi itu,” ujar kyai Ubaid di Semarang, Senin (3/6).
Menurutnya, perbedaan itu sudah ditumpahkan pada saat coblosan 17 April lalu yang hasil akhirnya masih harus sama-sama menunggu putusan Mahkamah konstitusi karena muncul sengketa hasil pemilu.
Jadi, lanjutnya, sebagai warga negara yang baik semestinya nahdliyyin cukup menunggu hasil dari MK, tidak perlu ikut-ikutan gaduh karena hanya akan membuang buang energi saja.
Dia menambahkan sebaiknya saat sekarang warga NU mempelopori silaturahmi untuk menghapus jarak yang sempat menganga sekaligus merapatkan barisan NU di akar rumput.
Para pengurus NU di tingkat ranting ( desa/kelurahan ), tutur KH Ubaidillah, memegang peranan penting untuk mengkonsidir potensi warganya, tahun pertama masa Khidmah PWNU Jateng hasil konferwil Grobogan adalah mengkonsolidir potensi ranting, untuk menyiapkan infra struktur personil pengurus yang dapat melayani kebutuhan dasar warga meliputi pendidikan , kesehatan, ekonomi (UMKM) dan pertanian.
Memasuki tahun kedua, prioritasnya sudah harus dalam bentuk aksi, dan ini sebagian sudah berlangsung di ranting- ranting.Sejumlah ranting sudah ada yang memulai membuka layanan kebutuhan dasar warga itu.
“Bagi kami tolok ukur aktif dan dinamisnya NU itu ada di level desa dan kecamatan, karena itu kami mendorong kepada cabang-cabang NU untuk melakukan penguatan pengurus NU di tingkat Ranting dan MWC,” ujarnya. (smh)