SEMARANG[Kampusnesia] – Memasuki usia ke-16, PT Solid Gold Berjangka (SGB) Cabang Semarang semakin serius bakal mengarap perubahan pasar pada segmen kalangan milenial, setelah sebelumnya kinerja perusahaan pialang itu mengalami pertumbuhan positif.
Pimpinan Cabang PT Solid Gold Berjangka Semarang Conny Lumandung mengatakan sebagai pelaku investasi di perdagangan berjangka, perusahaan siap mengikuti paradigma bisnis yang lebih menyesuaikan dengan pasar milenial ke depan.
Sejumlah strategi, lanjutnya, kini tengah disiapkan di antaranya dengan mengoptimalkan sarana digital untuk menjangkau nasabah, gencar memberikan edukasi terhadap kaum muda dan mensosialisasi investasi perdagangan berjangka komoditi di sejumlah perguruan tinggi.
“Kami siap masuk kampus, sekaligus untuk mensosialisasi investasi perdagangan berjangka agar dapat dipahami dan diminati para mahasiswa sebagai investor muda,” ujarnya di sela-sela acara talk show bersama dengan PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI), di Hotel Patra Jasa Semarang, Rabu (12/6).
Menurutnya, sosialisasi investasi perdagangan berjangka itu dilakukan dengan memberikan pelatihan, training dan pemahaman tentang bursa berjangka komiditi, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan investasi di sejumlah perguruan tinggi di Kota Semarang, khususnya dan Jateng umumnya.
SGB sebagai salah satu perusahaan pialang terbesar dan teraktif dalam industri perdagangan berjangka dan berkomitmen untuk terus mempelopori pertumbuhan transaksi kontrak berjangka di Indonesia melalui penyelenggaran dan pelaksanaan sistem transaksi yang teratur, wajar, efisien dan transparan agar industri perdagangan berjangka semakin diterima oleh masyarakat.
Kantor Cabang SGB Semarang yang didirikan pada 2003 merupakan kantor cabang pertama di daerah dari dari total enam cabang daerah lainnya yang dioperasikan. SGB Semarang hingga kini memiliki sebanyak total nasabah aktif lebih dari 225 nasabah, bahkan kinerja manejemen sepanjang 2018 menunjukan pertumbuhan positif.
Sepanjang tahun lalu, tutur Conny, perusahaan mencatat total transaksi mencapai sebanyak 93.065 lot, mengalami kenaikan 15,52% dibanding tahun sebelumnya dengan jumlah 225 nasabah aktif.
“Hingga akhir tahun ini kami menargetkan pertumbuhan mencapai 20%, sedangkan jumlah nasabah bakal naik 5%, seiring perusahaan tengah berupaya memperluas jangkauan kepada nasabah potensial yang ada di wilayah pinggiran Kota Semarang,” tuturnya.
Conny optimis target pertumbuhan sebesar itu bakal tercapai, mengingat sejak Januari hingga April 2019 perusahaan berhasil mencatat transaksi sebanyak 7.000 lot yang didominasi dari transaksi investasi perdagangan berjangka produk SPA dan sisanya berbagai jenis komoditi.
“Kami bersyukur telah melalui perjalanan selama 16 tahun dan tumbuh semakin kuat dengan dukungan serta komitmen para karyawan, nasabah dan seluruhan masyarakat yang senantiasa bersama kami,” tutur Conny.
Sementara itu, Dirut PT Bursa Berjangka Jakarta Stephanus Paulus Lumintang menuturkan selama ini transaksi di BBJ terbesar masih didomiasi 5 daerah meliputi DKI, Jabar, Jateng, Jatim, Sumatera Utara dan Raiu.
“Jateng merupakan salah satu dari lima daerah yang memberikan kontribusi transaksi terbesar dan memiliki market share hingga mencapai 15%,” ujarnya.
Menurutnya, BBJ kini juga gencar melakukan kerja sama dengan sejumlah perusahaan pialang resmi atau legal sebagai anggota BBJ, untuk mensosialisasikan investasi perdagangan berjangka di beberapa daerah, sekaligus untuk mencegah muncul investasi bodong. (rs)