SEMARANG[Kampusnesia] – Amanat mencegah dan melawan gerakan terorisme dan radikalisme baik dalam tataran ide maupun aksi melekat pada diri warga Nahdlatul Ulama (nahdliyyin). Paham ini sangat bertententangan dengan misi yang dikembangkan NU dalam berbangsa, bernegara dan beragama.
Sekretaris tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah (PWNU Jateng) KH Hudallah Ridwan Lc mengatakan merebaknya ideologi radikal teror biasanya diawali dengan pemassifan isu-isu intolerani dan ujaran kebencian yang merusak nilai-nilain tasammuh atau toleransi yang sudah melekat di benak masyarakat.
“Karena selalu melekat maka secara sederhana jika bisa dilihat dan dirasakan, bahkan di suatu kawasan NU dinamis dan berkembang maka iedeologi radikal teror tidak laku di masyarakat, karena secara otomatis tertolak, “ ujar Gus Huda panggilan akrab Hudallah Ridwan saat menyampaikan pandangan dalam FGD Monitoring Pelibatan Masyarakat Dalam Pencegahan Terorisme Melalui FKPT Jateng di Hotel Dafam Semarang, Rabu (12/6).
Menurutnya, karena tertolak maka ideologi yang menjadi pemicu maraknya tindak kejahatan luar biasa ( extra ordonery crime ) ini tidak diterima masyarakat. Sebaliknya akan tumbuh subur di daerah atau kawasan yang kondisi NU tidak begitu kuat.
Sebagai ormas keagamaan, lanjutnya, yang ikut membidani kelahiran NKRI, NU melalui warga dan perangkat serta jaringan organisasi yang dimiliki hingga di basis akar rumput dapat memotret dan menghimpun informasi gerakan radikal teror yang kini mulai menyusup ke perkampungan dan menyasar di kalangan pelajar. Ini sangat memprihatinkan.
Dia menambahkan NU Jateng yang membawahi 36 cabang dan 8.500 pengurus ranting (desa) memiliki kemampuan yang cukup dalam memotret dinamika masyarakat di lapis bawah. Para pelaku aksi teror mungkin tahu kondisi ini, sehingga mereka tidak berani mennyasar ke kantong-kantong NU, karena akan tertolak dan dilawan misinya.
Oleh karena itu, tutur Gus Huda, pemerintah selaku pemegang otoritas keamanan diharapkan dapat bertindak cepat mencegah dan mengatasi terorisme di masyarakat, jangan sampai ideologi yang tertolak di kalangan warga NU ini memiliki ruang dan lahan untuk berkembang di Jateng.
Jateng harus dijaga ketentramannya, jangan sampai dikotori aksi-aksi teror, namun karena terbatasnya kemampuan, pemerintah perlu dibantu oleh masyarakat melalui gerakan partisipasi aktif.
“BNPT melalui FKPT Jateng yang selama ini sudah bergerak menyemangati masyarakat mencegah teror perlu didukung, karena tidak mungkin kuat BNPT dan FKPT berjalan sendirian dalam menghadapi aksi teror,” tuturnya. (smh)