WONOSOBO[Kampusnesia] – Puluhan anak-anak mengikuti tradisi ruwat Rambut Gimbal di Alun-Alun Wonosobo dan mereka meminta hadiah kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang ikut hadir dalam acara itu, Sabtu (27/7).
Mereka banyak mengajukan permintaan seperti laptop, sepeda, gelang, kalung, boneka dan sebagainya. Namun yang membuat Ganjar terkejut, ada anak yang meminta terasi dan bayam sebagai syarat pemotongan rambutnya dan juga ada yang meminta Klepon, jajanan pasar sebanyak tiga tampah.
Santika Aprilia Putri,4, misalnya, warga Tumenggungan Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo ini meminta syarat kepada orang tuanya berupa terasi dan bayam. Saat ditanya Ganjar, April mengaku memang suka dengan terasi.
“Terasi? kenapa minta terasi? kamu memang suka terasi ya?” tanya Ganjar sambil mengelus rambut kriwil April.
“Iya pak, rasanya asin, tapi enak,” tutur April polos.
Sedikitnya, 12 anak berambut gimbal yang mengikuti prosesi ruwatan potong rambut gimbal tersebut. Dengan telaten, Ganjar menyapa dan menanyai permintaan mereka satu persatu.
Selain April yang meminta terasi, ada pula permintaan unik dari anak bernama Aufa Hawatus Sya’diah yang meminta Klepon sebanyak tiga tampah.
“Saya minta Klepon pak, tiga tampah,” ujar Aufa disambut tawa semua masyarakat.
Saat prosesi pemotongan berlangsung, Ganjar juga ikut memotong rambut peserta ruwatan. Dengan hati-hati dan bimbingan sesepuh rambut gimbal mulai dipangkas dan meletakkannya di sebuah kendi. Usai memotong, Ganjar memberikan hadiah yang menjadi syarat permintaan si anak.
Bahkan, ketika ada anak yang meminta kalung. “Ini tradisi yang menarik, setiap prosesi pemotongan rambut gimbal ini, selalu menjadi pertunjukan dan atraksi budaya yang luar biasa. Masyarakat selalu berduyun-duyun untuk menyaksikan, dan ini bisa menjadi daya tarik wisata yang bisa dikembangkan,” tutur Ganjar.
Menurutnya, atraksi budaya ini memiliki cerita yang sangat menarik. Ada anak yang berambut gimbal, dimana saat dipotong rambutnya, keinginan si anak harus dipenuhi.
“Tadi permintaannya aneh-aneh, ada laptop, sepeda, boneka, terasi, bahkan klepon tiga tampah. Cerita-cerita ini dapat dikemas untuk menjadi magnet wisatawan. Pasti akan banyak orang datang, apalagi jika prosesi dikemas dengan atraksi pertunjukan lain seperti tari dan kesenian lainnya,” ujarnya.
Atraksi-atraksi budaya, lanjutnya, perlu ditingkatkan di Jawa Tengah, karena dengan atraksi budaya semacam itu, upaya pemerintah meningkatkan kunjungan wisata akan tercapai.
“Kami memang sedang menggarap pariwisata. Di Jateng ada empat tempat yang menjadi prioritas meliputi Dieng, Borobudur, Karimunjawa dan Sangiran. Saya harap ide dan kreatifitas masyarakat di daerah-daerah itu serta daerah lain terus bermunculan,” tuturnya. (rs)