Home > HEADLINE > FKPT Jateng Bentengi Perempuan Dari Ancaman Dan Pengaruh Terorisme

FKPT Jateng Bentengi Perempuan Dari Ancaman Dan Pengaruh Terorisme

SEMARANG[Kampusnesia]  – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Provinsi Jawa Tengah (FKPT Jateng) bakal bentengi kaum perempuan dari ancaman dan pengaruh paham  radikalisme dan terorisme.

Ketua FKPT Jateng Dr Drs Budiyanto SH M Hum mengatakan para teroris kini mulai mengincar kaum perempuan untuk dijadikan aktor dan penggerak aksi terorisme melalui berbagai cara.

“Kondisi ini tidak boleh dibiarkan dan harus secepatnya diambil langkah preventif agar kejahatan luar biasa ini, tidak menyasar kaum perempuan di Jateng,” ujar Budiyanto di Semarang, Senin (5/8).

Langkah upaya itu, lanjutnya, FKPT Jateng bersama BNPT akan menyelenggarakan Dialog Penguatan Perempuan Agen Perdamaian Dalam Pencegahan Radikalisme dan Terorisme Melalui FKPT Jateng di hotel Pandanaran Semarang, Kamis (8/8).

Kegiatan dialog yang diikuti 120 tokoh wanita Jateng itu, rencananya akan dibuka Walikota Semarang Hendrar Prihadi SE MM.

Nara sumber yang akan tampil dalam meliputi Direktur Pencegahan Terorisme BNPT (Brigjen Pol Ir Hamli, ME),Anggota Komisi III DPR RI ( Arteria Dahlan ST, SH) , Kabid Pembedayaan Perempuan dan Anak FKPT Jateng ( Dr Retno Mawarini SH, M.Hum) dan Aktivitas Pemberdayaan Perempuan ( Farcha Cicik ).

Menurut Budiyanto, dalam beberapa tahun terakhir ini muncul gejala para teroris mulai melibatkan perempuan, bahkan anak untuk berperan langsung melakukan aksi teror.

Kasus bom bunuh diri beberapa tahun lalu di Surabaya misalnya, dilakukan oleh satu keluarga yang didalamnya terdapat seorang perempuan dewasa yang membawa dua orang anaknya. Sebelumnya berhasil ditangkap dua orang perempuan dewasa, mantan TKW di Hongkong terduga akan melakukan aksi teror.

Keterlibatan perempuan sebagai aktor  aksi teror, tutur Budiyanto, tidak boleh terulang lagi. Secara kodrati perempuan memiliki posisi strategis dalam mendidik anak dan membina keluarga, karena itu dirinya harus steril dan terbebas dari pengaruh ideologi radikal dan teror .

Justru sebaliknya, dia menambahkan sebagai pembentuk karakter anak perempuan harus dapat menjadi benteng yang melindungi keluarga dari pengaruh kejahatan luar biasa ini.

“Melalui kegiatan ini kami berharap dapat memicu dan mendorong kaum perempuan di Jateng menjadi elemen masyarakat terdini dan terdepan dalam membentengi anak dan keluarganya dari ancaman terorisme,”  tuturnya. (smh)

* Artikel ini telah dibaca 78 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *