KENDAL[Kampusnesia] – Asri 49 seorang guru berstatus tidak tetap yang telah 16 tahun mengabdi di SD Negeri 1Kendal berkesempatan mencurahkan isi hatinya saat diminta naik ke atas panggung oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, di Ruang Sidang Paripurna DPRD Kendal, Jumat (12/10).
Saat itu, Ganjar tengah menjadi keynote speaker Seminar Pendidikan Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Gerakan Sekolah Menyenangkan dan Sekolah Integritas dalam rangka Pelantikan Kagama Cabang Kendal 2019-2024.
Dia bertanya siapa guru tidak tetap yang mengabdi paling lama dan belum diangkat menjadi PNS.
“Saya guru kelas dan muatan lokal, kalau honor saya Rp 600.000 per bulan, dua tahun sebelumnya Rp 400.000u. Bagi saya, memberikan ilmu kepada anak-anak secara profesional, meski kesejahteraan masih minim Pak. Yang penting, anak-anak selalu pengen sekolah tiap hari, seneng sekolah,” tutur Asri.
Menanggapi curahan hati Asri, Ganjar pun meminta para anggota DPRD Kendal yang hadir dalam kegiatan itu mengupayakan agar Asri dan GTT yang lainnya, minimal mendapat honor sesuai UMK Kendal sebesar Rp 2,1 juta per bulannya. Karena, guru honorer SMA yang menjadi wewenang Pemprov Jateng sudah mendapatkan honor sesuai UMK.
“Semoga teman-teman DPRD Kendal bisa mengupayakan para GTT bisa mendapat honor sesuai UMK. Karena sudah memberi pelajaran integritas dan membuat para siswa senang, membuat sekolah menyenangkan, Bu Asri, saya beri hadiah satu kali UMK,” ujar Ganjar disambut senyum bahagia guru yang disekolahnya dikenal galak tetapi lucu oleh siswanya itu.
Dia berharap para alumni UGM yang tergabung dalam keluarga besar Kagama turut memberikan kontribusi kepada pemerintah Kabupaten Kendal maupun masyarakat baik di bidang pendidikan, sosial, kesehatan maupun ekonomi.
“Dulu, saat kita kuliah, bayarnya murah karena disubsidi banyak oleh negara dan kini, saatnya kita “membayar hutang” dengan mengabdi kepada negara melalui pengabdian,” tuturnya di depan pengurus Kagama Cabang Kendal periode 2019-2024 yang diketuai oleh Sunarto, Alumni UGM angkatan 1989 dan peserta seminar.
Menurutnya, konsep Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) pun sedang digalakkan di Jateng, dan Ganjar yang berkeliling dari sekolah ke sekolah untuk menyosialisasikannya. Dengan GSM, diharapkan para siswa yang memiliki potensi dapat lebih berkembang.
“Ketika ada siswa berbakat atlet, guru dan orangtua harus mendorongnya menjadi atlet. Bisa menari, siswa pun harus didorong menjadi penari hebat. Jangan dipaksa menjadi pintar dalam pelajaran. Karena, Allah memberikan kepada masing-masing siswa bakat yang berbeda Sedangkan pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan fasilitas,” ujarnya. (rs)
