MAGELANG[Kampusnesia] – Banyak kalangan menilai kenaikan BPJS harus diikuti oleh perbaikan manajemen dan pelayanan, ditengah sulitnya sejumlah rumah sakit menagih pembayaran BPJS.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kenaikan BPJS harus diikuti oleh perbaikan manajemen dan pelayanan. Sedangkan pelayanan kesehatan rumah sakit dipastikan tidak kendur meskipun ada tagihan BPJS yang belum dibayar.
“Mudah-mudahan kenaikan ini bisa mendorong pelayanan kesehatan kepada masyarakat jauh lebih baik. Itu yang diharapkan masyarakat. Kalau naik ya harusnya segera dibayar. Rumah sakit saya saja belum dibayar. Totalnya banyak, hampir sekitar Rp 200-an miliar,” ujarnya di sela menghadiri acara Pandatara 2019 SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jumat (1/11).
Berdasarkan data Pemprov Jateng per 30 Oktober 2019, tagihan BPJS yang belum dibayar senilai Rp249.199.868.991. Jumlah tersebut terdiri atas enam rumah rakit umum daerah dengan termin yang bervariasi.
RSUD Muwardi memiliki tagihan tertinggi yang belum dibayar oleh BPJS, totalnya mencapai Rp128.120.277.776. Lima rumah sakit lainnya yang masih memiliki tagihan kepada BPJS terdiri RSUD Tugurejo, RSUD Margono, RSUD Lelet, RSUD Surakarta dan RSUD Soejarwadi.
“Solusinya adalah ditagih karena yang bayar BPJS, yang utang BPJS. Makanya manajemen BPJS harus diperbaiki secara total,” tutur Ganjar.
Meskipun ada tagihan yang belum dibayar oleh BPJS, Ganjar menjamin tidak akan ada penurunan pelayanan kesehatan. Berbagai solusi juga sudah dilakukan agar pelayanan kesehatan tetap bertahan dan lebih baik.
“Kami tidak bisa menyalahkan saja, inovasinya di daerah ayo temui distributor obat agar mereka bisa membuat satu terobosan kepada kita. Kita mencoba survive. Kita punya kewajiban melayani,” ujarnya.
Dia mencontohkan kasus yang terjadi di RSUD Muwardi, jika tagihan BPJS belum dibayar maka akan ada kesulitan terkait stok obat. Maka inovasi dan kreasi di daerah harus dilakukan agar pelayanan kesehatan tetap berjalan dengan baik.
“Kalau belum terbayar kesulitannya nanti soal stok obat. Maka kreasinya kita harus bicara dengan distributor obat agar kita bisa mendapatkan kemudahan, karena kesulitan ini bukan dari kami tetapi karena tagihan BPJS yang belum dibayar,” ujarnya. (rs)