Home > HEADLINE > Generasi Muda Harus Gelorakan Semangat Pahlawan

Generasi Muda Harus Gelorakan Semangat Pahlawan

SEMARANG[Kampusnesia] – Para Legiun Veteran RI (LVRI) Kota Semarang mengharapkan Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November mampu menjadi momentum bagi generasi penerus bangsa ini, untuk meneladani semangat para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan.

Ketua LVRI Kota Semarang Herman Josep Soedjani mengatakan generasi muda sebagai penerus diharapkan mampu ikut meneladani semangat para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Menurutnya, generasi muda jangan melupakan sejarah para pahlawan dan harus mampu negggelorakan semangat pahlawan, di tengah era zaman teknologi modern yang menjadi ancaman untuk melupakan jasa-jasa pahlawan.

“Semangat para pahlawan terdahulu dalam memperjuangan kemerdekaan bangsa ini dengan mempertaruhkan jiwa dan raga, sehingga generesi muda sekarang harus dapat mengisi kemerdekaan ini dengan membangun serta menggelorakan semangat jiwa pahlawan,” ujarnya dalam acara diskusi Mugas Center, Jumat, (8/11)

Acara diskusi yang mengangkat tema Momentum Hari Pahlawan 2019 bertajuk “Aku Pahlawan Masa Kini” yang digelar di Kantor PWI Jateng itu, juga menghadirkan nara sumber Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman SE dan Pengurus PWI Jateng Widiyartono.

Generasi muda, lanjut Soedjani, harus semangat mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan yang positif dan bisa membangun Semarang menjadi lebih maju lagi. Bahkan pelejaran sejarah juga setidaknya dapat dimasukan dalam korikulum mata pelajaran di sekolah-sekolah.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Semarang Kadarlusman menuturkan jika perkembangan zaman modern di era digital ini menjadi tantangan besar bagi generasi muda, hingga perangkat teknologi pun seperti gadget harus digunakan secara bijak .

“Generasi muda harus bijak dalam penggunaannya. Jangan malah untuk mengakses hal-hal yang sifatnya negatif. Jangan melupakan hak dan kewajibannya sebagai generasi muda untuk mengisi kemerdekaan ini dengan positif,” tuturnya.

DPRD, tutur Kadarlusman, bahkan sangat mendukung gerakan pelajar menangkal paham radikalisme dan terorisme di Sekolah,  dan bakal mendorong pelajaran sejarah bisa dijadikan korikulum mata pelajaran di sekolah-sekolah.

Menurutnya, gerakan pelibatan pelajar menangkal berkembangnya dua ideoligi itu sangat bagus. Seluruh lembaga pendidikan di Jateng diharapkan segera merespon dengan aksi nyata.

“Penyebaran virus radikal dan  teror, lanjutnya, hingga kini sudah sampai pada tingkat yang sangat memprihatinkan. Tidak lagi melalui tatap muka, tetapi sudah melalui internet. Pesan radikal dan teror menyusup dengan menumpang gelombang banjir informasi,” ujarnya.

Gangguan ini, dia menambahkan harus dihadapi secara massif, bersama-sama, karena kalau tidak terkoordinir dipastikan akan gagal, termasuk di sekolah-sekoilah.

“Apalagi hampir seluruh pelajar saat ini sudah menjadi konsumen maniak internet,  para penyebar ideologi radikal-teror pasti akan memanfaatkan kondisi,” tuturnya. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 63 kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *