KENDAL[Kampusnesia] – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta para pelaku usaha mikro menghindari pinjaman modal yang ditawarkan para dari rentenir dengan bunga tinggi, dan disarankan sebaiknya mereka untuk meminjam uang ke Bank Wakaf Mikro.
“Pelaku usaha mikro jangan sampai pinjam ke rentenir. Hati-hati, stop. Sekarang sudah ada Bank Wakaf Miro. Bank ini tidak pakai jaminan, tidak pakai agunan,” ujar Jokowi saat melakukan peluncuran bersama Bank Wakaf Mikro ‘Apik Kaliwungu dan Al Fadlu Kendal’ di pondok pesantren Salaf Apik Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Senin (30/12).
Menurut Jokowi, setiap warga Kendal yang kesulitan modal untuk mengembangkan usaha bisa meminjam uang ke dua bank wakaf tersebut.
“Pinjam modal atau tambahan Rp1 juta, Rp2 juta, Rp5 juta, karena dipercaya tidak pakai agunan. Kalian pinjam ke bank (konvensional) pasti akan ditanyakan agunannya, sedangkan di bank wakaf mikro ini tidak,” ujarnya.
Pemerintah, lanjutnya, sudah membangun 56 unit Bank Wakaf di lingkungan pesantren se-Tanah Air. Bahkan kini sedang menyiapkan lagi 50 unit bank wakaf.
“Saya sampaikan 56 Bank Wakaf telah menjangkau 25.000 nasabah usaha mikro. Ini jumlah tidak kecil. Kita sudah keluarkan bantuan pinjaman sebesar Rp34 miliar. Itu tidak sedikit. Gede banget uang beredar di pesantren plus di sekitarnya,” tuturnya.
Jokowi juga meminta warga Kendal yang mengajukan pinjaman mau berdisiplin membayar angsuran.
“Jangan sampai dapat pinjaman Rp1 juta, jalan-jalan ke mall. Bantuan pinjaman hanya dipakai untuk modal usaha, kalau dapat untung, sebagian ditabung sebaian diangsur,” ujar Jokowi.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menuturkan Bank Wakaf dibentuk dengan maksud memberikan akses permodalan masyarakat di lingkungan pondok pesantren.
Menurutnya, tidak ada bunga yang dikutip dari Bank Wakaf kepada para nasabah. Namun nasabah hanya dikenakan biaya administrasi 3% setiap bulan.
Bank Wakaf, lanjutnya, berpotensi memberi khasanah baru bagi pesantren yang ingin melakukan pembinaan ekonomi umat. Bahkan OJK berjanji akan membangun ekosistem ekonomi umat berbasis UMKM.
“Ekosistem kita atur bagaimana kita hubungkan ke perusahaan yang lebih gede. Tidak menutup kemungkinan semua produk bisa kita tawarkan ke internet dengan jaringan nasional dan global,” tutur Wimboh. (rs)