SEMARANG[Kampusnesia] – Remaja masjid harus mampu meneladani peran yang dilakukan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam mendedikasikan keilmuannya untuk kemajuan masyarakat.
Ketua Bidang Remaja Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) H Adib Fathoni M Si mengatakan tayangan film berjudul Jejak Langkah 2 Ulama yang menggambarkan kehidupan pendiri NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari dan pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan ini diharapkan dapat menginspirasi para pemuda khususnya para aktifis Remaja Masjid Agung Jateng (Risma JT) untuk meneladani kedua tokoh besar itu.
“Film Jejak Langkah 2 Ulama yang baru saja kita tonton ini diharapkan dapat memberikan pengaruh yang signifikan bagi perkembangan pola syiar agama remaja masjid, utamanya RISMA JT,” ujar kyai Adib seusai mengikuti acara nonton bareng film ini di ruang perpustakaan MAJT Semarang , Minggu (23/2) malam.
Menurutnya, film ini juga bisa menjadi suplemen bagi remaja masjid agar termotivasi untuk belajar meneladani kesederhanaan hidup dan semangat dua ulama besar ini, terutama saat mencari ilmu dan menjalankan tirakat.
Setelah mendapatkan ilmu, lanjutnya, keduanya tidak lantas mencari kemudahan dan keuntungan. Justru ilmu yang didapatkan didedikasikan untuk membina dan membebaskan masyarakat dari ketertinggalan dan penjajahan.
“KH Ahmad Dahlan berdakwah di kalangan modernis perkotaan, sedangkan KH Hasyim lebih ke kalangan santri,” tuturnya
Dia menambahkan semestinya remaja masjid juga bisa meneladani etika dakwah Mbah Hasyim seperti membuat kolam “kobokan” cuci kaki yang sebenarnya menyuruh orang menjaga kesucian masjid.
Hal ini, tutur kyai Adib, merupakan sebuah isyarat menyuruh tanpa menyinggung orang yang akan masuk ke masjid itu harus cuci kaki terlebih dahulu.
Terkait peran remaja, menurutjya, diharapkan agar para pengelola masjid berfikir lebih maju, terutama MAJT dalam mengelola potensi generasi muda. Potensi remaja masjid yang luar biasa ini harus dirawat. Aktifitas masjid jangan hanya terbatas peribadatan saja, akan tetapi juga dipikirkan bagaimana menghasilkan hubungan timbal balik antara masjid dengan jamaahnya.
“Bagaimana menselaraskan umat untuk mendapatkan manfaat dari masjid, sehingga sumber peradaban masyarakat dari masjid,” ujarnya.
Ketua Umum Pimpinan Wilayah Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PW PRIMA DMI) Jawa Tengah Ahsan Fauzi menuturkan agenda nonton bareng ini dilaksanakan dalam tiga sesi dengan jumlah 150 kursi di setiap sesinya.
Sesi terakhir, lanjutnya, dilanjutkan dengan agenda bedah film ini dengan menampilkan dua narasumber yakni wakil ketua tanfidziyah PWNU Jateng Prof Dr KH Musa Hadi MA dan ketua PW Muhammadiyah Jateng Drs H. Muhammad Tafsir MA. (smh )