Home > HEADLINE > POTADS Jateng Audiensi Dengan Ganjar

POTADS Jateng Audiensi Dengan Ganjar

SEMARANG[Kampusnesia]  – Meski usianya sudah 12 tahun, namun tingkah Dimas Adi Saputra masih seperti anak-anak, dengan didampingi ibunya Detty Supriastuti, Dimas malu-malu saat bertemu Gebernur Jateng Ganjar Pranowo.

Dimas merupakan salah satu anak pengidap down syndrome di Jawa Tengah. Bersama ibunya yang menjadi ketua Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS) Jateng dan beberapa pengurus POTADS beraudiensi dengan Ganjar.

Awalnya, Dimas hanya ngelendot di kaki ibunya dan tidak mau duduk. Namun Ganjar merayu anak-anak dan langsung mendatangi Dimas dan memintanya duduk di sampingnya.

Ganjar kemudian membisiki stafnya untuk mengambilkan bola dan mainan tradisional. Setelah diberikan, Dimas nampak sumringah dan langsung akrab dengan Ganjar.

“Kamu suka bola tidak, wah ternyata suka. Ayo tos dulu,” ujar Ganjar disambut senyum Dimas yang dengan santainya duduk bersila di atas kursi.

Dimas pun mulai berani menatap Ganjar dan tersenyum. Bahkan langsung bercerita hal-hal yang dialaminya. Dengan bahasa terbata, Dimas menceritakan pengalamannya potong rambut dan menangis. Alasannya, potongannya tidak sesuai yang diharapkan.

“Oh potong rambut, bagus ya. Kenapa menangis, kalau salah kan dibetulkan bisa. Kamu hebat lho,” puji Ganjar.

Keseruan-keseruan lainnya terjadi saat Dimas diminta ibundanya memberikan syal kepada Ganjar. Bukannya dipakaikan kepada Ganjar, Dimas justru mengenakannya sendiri.

Ganjar pun mengajak Dimas dan para pengurus POTADS untuk ngevlog. Lewat media itu, diharapkan dapat memberikan semangat kepada orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome.

“Mereka anak-anak hebat yang harus terus didampingi,” tuturnya.

Sementara itu, kedatangan POTADS juga untuk menyampaikan beberapa masukan terhadap penanganan anak dengan down syndrome di Jateng. Mereka berharap, pemerintah memberikan perhatian khusus kepada mereka di sektor pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja.

“Tiga hal itu sangat kami butuhkan. Kami berharap pemerintah dapat memenuhi usulan kami itu agar kami mendapat kemudahan,” ujar pengurus POTADS Jateng, Margaritifera Listyakusumadewi.

Menurutnya, di bidang kesehatan selama ini anggotanya merasa kesulitan saat harus periksa ke rumah sakit. Karena banyak yang menggunakan BPJS, mereka harus mengantre lama.

Di bidang pendidikan, lanjutnya, selama ini banyak anak dengan down syndrome tidak dapat bersekolah di sekolah umum, sehingga memminta agar pemerintah mengupayakan ketersediaan sekolah inklusi lengkap dengan pendamping dan sarana prasarananya.

“Soal lapangan pekerjaan, sebenarnya anak-anak kami bisa dilatih untuk melakukan pekerjaan ringan. Selama ini, kami kesulitan mendapatkan akses itu. Itu yang kami harapkan dari pemerintah agar memenuhinya,” tuturnya. (rs)

* Artikel ini telah dibaca 49 kali.
Kampusnesia
Media berbasis teknologi internet yang dikelola oleh Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *